• Berita Terkini

    Minggu, 12 Februari 2017

    Warga Perbatasan Kebumen-Banjarnegara Minta Perhatian Pemerintah

    saefur/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Warga di desa-desa yang tergolong pelosok di Kabupaten Kebumen meminta perhatian dari Pemkab. Pasalnya, wilayah-wilayah di kawasan utara Kebumen tersebut masih tertinggal dengan daerah lain.

    Seperti yang terlihat di Desa Giritirto Kecamatan Karanggayam ini. Berada di perbatasan antara Kabupaten Kebumen dan Banjarnegara, Desa Giritirto belum tersentuh pembangunan.

    Buruknya infrastruktur berupa jalan paling terlihat di kawasan itu. Tak semua kendaraan bisa masuk. Kalau ada yang nekat ke sana, apalagi musim hujan, hampir bisa dipastikan akan terjebak lumpur dengan kedalaman hampir 50 cm hingga mobil tak dapat melintas. Dalam keseharian masyarahat hanya mengandalkan angkutan menggunakan truk.

    Buruknya infrastruktur ini membuat akses warga di bidang pendidikan dan kesehatan masih memprihatinkan. Di Kebumen, angka putus sekolah tertinggi berada di kawasan utara Kebumen. Belum lagi, fasilitas layanan kesehatan yang masih jauh dari pemukiman warga terpencil.

    Selain soal buruknya infrastruktur, wilayah tersebut belum tersentuh listrik sepenuhnya. Di Dukuh Plipitan, Desa Giritirto sebagian warga yang menikmati listrik harus "nyantol" dari tetangga mereka yang sudah masuk wilayah Kabupaten Banjarnegara.

    Selain belum menjangkau seluruh kepala keluarga di wilayah itu, listrik itupun dibatasi. Listrik hanya hidup dalam beberapa jam dalam sehari. Tak jarang, listrik berhari hari tak menyala. "Hampir tiap hari mati lampu. Hidup kalo sudah jam 10 malam. Kadang sampai 5 hari lampu tak menyala. Apalagi kalau hujan lebat, hampir bisa dipastikan listrik pasti mati," kata  Turino (31) warga Dukuh Plipitan, Desa Giritirto.

    Praktis, warga masih mengandalkan lampu berbahan bakar minyak goreng yang oleh warga setempat disebut dengan "dian sentir". Dian sentir itu mereka buat sendiri dengan bahan seadanya seperti kaleng susu bekas yang diisi minyak goreng dengan sumbu kapas. Lentera itulah yang menerangi kegelapan malam warga setempat.

    Kini, Turino dan warga setempat hanya bisa berharap, pemerintah memperhatikan nasib mereka. "Kami berharap Pemerintah memperhatikan pembangunan di wilayah kami, agar tidak semakin tertinggal dari daerah lain," ujar Turino. (saefur/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top