• Berita Terkini

    Senin, 20 Februari 2017

    Mertua-Menantu Jadi Korban Kebakaran Pasar Kliwon Solo

    DAMIANUS BRAM/RASO
    SOLO – Warga di permukiman padat penduduk Kampung Wirengan RT 01 RW 05, Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon seketika panik saat si jago merah membakar beberapa rumah, Minggu (19/2). Dua orang terjebak kobaran api dan ditemukan meninggal dunia di kamar mandi.


    Mereka adalah Anwar Badriah, 71, dan Umi Marwati, 56, yang merupakan mertua dan menantu. Keduanya sempat berusaha melakukan pemadaman, tapi sayang, api terlanjur membesar. Upaya mengamankan diri di dalam kamar mandi pun sia-sia.

    Kebakaran sekitar pukul 12.30 itu bermula ketika Umi Marwati memasak pesanan katering. Sedangkan Anwar Badriah menuangkan bahan bakar minyak (BBM) tak jauh dari tempat menantunya memasak.


    Diduga,  karena jarak terlalu dekat, api dari kompor menyambar uap BBM. Seketika api berkobar dan menyambar barang-barang di dalam rumah. Apalagi rumah berukuran 3x9 meter tersebut mayoritas berbahan dasar kayu.

    “Tadi cepat (terbakar, Red). Cuma beberapa menit langsung habis rumahnya,” tutur Lusmanto, tetangga Anwar Badriah.


    Sehari-hari, perempuan baya tersebut berprofesi sebagai penjual BBM eceran di tepi jalan kampung tak jauh dari rumahnya. Sebelum kejadian, Umi Marwati telah mengingatkan Anwar Badriah tidak menuang BBM karena Umi Marwati sedang memasang. “Tapi mungkin Bu Anwar-nya ngeyel sampai akhirnya benar kejadian (kebakaran, Red),” tutur Lusmanto.

    Ketika api mulai berkobar, anggota keluarga yang sebagian besar anak-anak sedang berada di ruang tengah. Mereka menyelamatkan diri lewat atap rumah. “Kami mau masuk menyelamatkan juga tidak berani karena apinya sangat besar. Kemungkinan mau menyelamatkan diri (Anwar Badriah dan Umi Marwati, Red) dengan masuk kamar mandi, tapi tetap tidak bisa selamat,” imbuh Lusmanto.

    Dari rumah Anwar Badriah, api merambat ke tiga rumah lainnya. Termasuk milik Lusmanto. “Yang paling parah (terbakar, Red) punya Bu Anwar dan rumah Bu Maryantun karena sebelahan langsung. Rumah saya sama rumah Pak Ismail terbakar sebagian,” katanya.

    Lima unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kejadian. Gang permukiman yang sempit menyulitkan upaya pemadaman api. Api baru bisa dipadamkan sekitar satu jam.
    “Tiga unit mobil ambulans dari Puskesmas Gilingan dan PMI juga didatangkan membantu mengevakuasi korban. Arus listrik sempat belum dimatikan PLN, ada yang tersengat listrik, tapi tidak ada korban,” ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Surakarta Gatot Sutanto.

    Kapolsek Pasar Kliwon AKP Suwanti menuturkan, setelah dievakuasi dari kamar mandi, jasad Anwar Badriah dan Umi Marwati dibawa ke RSUD Dr Moewardi untuk diotopsi. “Otopsi selesai jenazah akan langsung diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan,” terangnya.

    Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo ikut meninjau lokasi kebakaran dan menenangkan keluarga Anwar Badriah. Rudy menuturkan seluruh biaya rumah sakit hingga pemakaman ditanggung pemkot.

    “Kalau soal santunan nanti kami lihat ada dananya atau tidak. Tapi yang jelas semua keperluan mulai dari rumah sakit sampai pemakaman ditanggung pemkot. Kami juga mengapresiasi kecekatan dan kecepatan petugas PMK (pemadam kebakaran, Red) sehingga api tidak menjalar ke rumah lainnya,” beber wali kota.

    Pemkot juga berencana memasang hidran di permukiman padat penduduk tersebut. “Supaya penanganan (potensi kebaran, Red) bisa cepat. Lokasi padat penduduk lainnya juga akan dipasang hidran,” jelas Rudy.

    Kawasan padat penduduk yang dimaksud wali kota antara lain Kelurahan Purwodiningratan, Kelurahan Panularan, Kelurahan Baluwarti, dan Kelurahan Semanggi. “Diharapkan warga Solo semakin waspada, biar kejadian seperti ini dapat kita cegah,” pesannya. (atn/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top