• Berita Terkini

    Selasa, 21 Februari 2017

    Lebaran, Tol Solo-Ngawi Lebih Nyaman

    IRAWAN WIBISONO/RASO
    SOLO –  Pemerintah pusat memastikan tol Solo-Ngawi rampung digarap April tahun ini. Artinya, pada Lebaran, tol sepanjang 90,25 kilometer bisa dilewati kendaraan para pemudik.

    Demikian dituturkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menpupera) Basuki Hadi Muljono setelah meninjau tol Solo-Ngawi, Senin (20/2).
    “Target terdekat bisa digunakan untuk Lebaran. Bisa juga April atau awal puasa, tetapi kita buka pada masa Lebaran saja, yaitu seminggu sebelum dan sesudah Lebaran. Target jangka panjangnya pada tahun 2018 jalan tol ini bisa beroperasi secara penuh,” jelas Basuki.

    Kemarin, menpupera bersama jajaran didampingi pelaksana proyek PT Solo Ngawi Jaya (SNJ) mulai peninjauan dari interchange (IC) Kartasura tepatnya di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali sampai ke ruas Walikukun, Kabupaten Ngawi.

    Rombongan berhenti di tiga titik, yakni di perlintasan Kalipepe Boyolali, overpass Dibal Boyolali dan overpass Ngesrep, Sragen.  Lokasi tersebut menjadi kendala terbesar dalam penyelesaian proyek jalan tol Solo-Ngawi.

    “Semua masalah pembebasan lahan. Di Boyolali saja masih ada lima spot yang belum dibebaskan. Satu di Kali Pepe, satu di bandara (Adi Soemarmo, Red) dan tiga warga disekitarnya. Untuk Kali Pepe, seharusnya bisa lebih cepat karena sama-sama yang ngurusi PU. Kalau itu bisa selesai, nanti Lebaran lancar tanpa hambatan,” imbuh Basuki.

    Selain bermasalah dengan pembebasan lahan warga, megaproyek jalan bebas hambatan tersebut terganjal pembebasan lahan milik Kementerian Pertanian. Namun, menurut Basuki, persoalan itu akan diselesaikan di tingkat kementerian.

    Dia mengaku sudah menghubungi menteri pertanian agar dapat segera memproses pembebasan lahan. “Untuk memastikan Lebaran bisa digunakan, saya akan ke sini lagi nanti Mei,” katanya.

    Direktur PT SNJ David Wijayanto menuturkan, progres pembebasan lahan tol Solo-Ngawi per 16 Februari mencapai 91,7 persen. Sedangkan progres pembangunan fisik sebesar 73 persen. Pihaknya menargetkan pada triwulan terakhir tahun ini seluruh pekerjaan rampung. Tapi, untuk persiapan jalur mudik Lebaran menargetkan selesai di triwulan kedua.
    “Paling tidak Lebaran mainroad bisa selesai. Diperkirakan September semua siap, kecuali penyelesaian overpass yang masih harus memerlukan pembebasan lahan,” katanya.

    Senada dengan Menpupera Basuki, David menyebut pembebasan lahan masih menjadi kendala utama. Jika dihitung dari IC Kartasura hingga Sragen, harus dibebaskan setidaknya 56 hektare (ha). Yang terdiri dari 16 ha di Kabupaten Boyolali, 18 ha di Kabupaten Karanganyar dan 22 ha di Kabupaten Sragen. Sampai Februari proses pembebasan memasuki tahap appraisal.

    “Butuh waktu tiga bulan agar warga tahu harga appraisal. Kita sudah mulai dari Januari dengan pengukuran selama 30 hari. Kemudian sosialisasi kepada warga dalam waktu 14 hari. Dilanjutkan mengambil kesepakatan dengan pemilik lahan, appraisal 2 minggu dan disepakati lagi oleh warga,” jelasnya.
    Untuk informasi, jalan tol Solo-Ngawi mulai digagas sejak 2008 yang menjadi bagian megaproyek jalan transjawa. Tahapan pembebasan lahan dilakukan pada 2010 dan dua tahun berikutnya mulai dilakukan pembangunan konstruksi.

    Pada 2014, pembangunan sempat terhenti karena terjadi permasalahan internal di pelaksana proyek PT SNJ yang akhirnya dapat diselesaikan pada 2015. Diharapkan ruas jalan tol Solo-Ngawi dapat memotong waktu perjalanan Solo-Kertosono yang biasanya 4 jam hanya menjadi 2 jam. (irw/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top