• Berita Terkini

    Rabu, 08 Februari 2017

    Flyover Manahan Solo Pakai Baja Bergelombang

    SOLO – Kemacetan di kawasan Manahan bakal menjadi kenangan. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) dan pemkot resmi menyepakati pembangunan flyover, Selasa(7/2).

    Megaproyek senilai Rp 52 miliar yang menjadi pilot project Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Jalan dan Jembatan Kemenpupera itu disebut-sebut sebagai flyover pertama di Jateng yang menggunakan teknik struktur baja bergelombang.

    “Sudah selesai, tadi sudah salaman (sepakat) dengan Pak Wali (Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo). Jadi sudah ada titik temu untuk menjadikan ini sebagai pilot project flyover di lintasan sebidang kereta api. Anggarannya berapa, nanti kami yang sediakan,” ujar Kepala Puslitbang Jalan dan Jembatan Kemenpupera Herry Marzuki saat meninjau lokasi pembangunan flyover Manahan.

    Didampingi wali kota, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Indah Sitaresmi beserta jajarannya, Herry menyebut flyover Manahan istimewa. Yakni desain konstruksi menggunakan struktur baja bergelombang. Di Indonesia, struktur model ini baru diterapkan di flyover Antapani, Bandung yang belum lama ini diresmikan. Artinya kota Solo menjadi yang kedua di Indonesia dan pertama di Jateng dalam penerapan teknologi tersebut.

     “Kalau di Antapani itu lurus, tetapi yang ini (flyover Manahan) melengkung. Ini pertama kali kita buat bentuknya bercabang seperti huruf Y,” imbuhnya.

    Rencananya, pembuatan Detail Engineering Design (DED) proyek yang juga menyertakan anggaran APBD Kota Solo Rp 30 miliar untuk sarana pelengkap tersebut dimulai medio Maret.

    Sebulan kemudian, lelang dibuka dan ditargetkan penetapan pemenang diumumkan Juni. Masa pengerjaan diperkirakan 6 bulan, artinya pada akhir 2017 atau awal 2018, flyover Manahan siap dilintasi kendaraan.

    “Kalau mau di-ajuin lelangnya, ya silakan pemkot. Yang pasti kita mengerjakan antara enam sampai delapan bulan. Maksimal Februari 2018 selesai,” kata Herry.

    Secara fisik, desain flyover Manahan akan memiliki panjang sekitar 500 meter dengan lebar di ruas Jalan Dr Moewardi dan Jalan Adi Sucipto 8 meter. Di kedua jalan tersebut tersedia dua jalur yang dapat digunakan kendaraan dari dua arah berbeda.

    Sedangkan di satu cabang flyover yang menuju Jalan M.T Haryono, hanya digunakan satu ruas jalan yang mengarah ke Jalan Dr Moewardi dengan lebar 4 meter.

    Sementara itu ruas Jalan Sam Ratulangi, masih dapat digunakan untuk menuju Jalan M.T Haryono maupun Jalan Adi Sucipto melalui terowongan yang didesain khusus.

    Sistem yang sama juga akan berlaku untuk jalan Hasanudin. Jika merujuk pada desain sementara, pintu masuk flyover di Jalan Dr Moewardi dimulai dari depan pintu gerbang lapangan Kottabarat. Sedangkan di jalan Adi Sucipto dimulai dari sudut timur Plaza Manahan, dan di ruas Jalan M.T Haryono dimulai dari simpang tiga arah Jalan Menteri Supeno.

    Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo menegaskan, tujuan utama pembangunan flyover adalah memperlancar arus lalu lintas di perlintasan rel kereta api (KA) Manahan. Dengan akan dimulainya proyek tersebut setidaknya Kota Bengawan memiliki harapan mengurangi titik kemacetan. “Lebih cepat lebih baik, kalau bisa Mei lelang sudah selesai. Nanti masalah rekayasa lalu lintas biar saya (pemkot),” katanya. (irw/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top