• Berita Terkini

    Rabu, 01 Februari 2017

    Sugiyono, Satu Terduga Teroris Ditangkap di Rumah Mertua

    GROBOGAN – Densus 88 Antiteror dibantu Polres Grobogan menangkap Sugiyono, 26, terduga teroris di rumah mertuanya Desa Ketangirejo, Godong, kemarin malam. Lelaki asal Desa Rejomulyo, Karangjati, Ngawi, Jatim, ini diamankan saat berkumpul istri dan tiga anaknya.

    Penangkapan tersebut berlangsung pukul 22.00. Saat itu anggota Densus 88 Antiteror sudah melakukan pengintaian kepada Sugiyono, yang diduga terlibat jaringan teroris Bekasi di rumah mertuanya tersebut.

    Sebelum melakukan penangkapan, tim Densus dibantu Polres Grobogan memberikan surat pemberitahuan kepada Kades Ketangirejo Selamet Susanto yang masih satu RT di lokasi penangkapan, yakni RT 2/RW 1 desa setempat.

    Selanjutnya tim Densus dengan menaiki tiga mobil pergi ke rumah mertua Sugiyono, Suhadi dan Suyati. Petugas kemudian menangkap Sugiyono tanpa melakukan perlawanan. Terduga teroris itupun digelandang ke Mapolres Grobogan. Penangkapan tersebut sempat membuat warga sekitar ramai.

    Kades Ketangirejo Selamet Susanto mengaku, kaget atas penangkapan Sugiyono yang dilakukan Densus 88 Antiteror. Sebab, sebelum penangkapan dia mendapat surat pemberitahuan dari tim Densus 88 Antiteror sekitar pukul 19.00.

    ”Saya tidak tahu untuk penangkapan, hanya mendapatkan surat pemberitahuan. Setahu saya Sugiyono sudah tujuh hari tinggal di rumah mertuanya,” kata Selamet kemarin.
    Selama satu pekan berada di rumah mertuanya, Sugiyono hanya tinggal di dalam rumah dan tidak melakukan aktivitas dan komunikasi dengan warga. Apalagi yang ditinggali adalah orang tua istrinya Maesaroh. ”Setahu saya Sugiyono orang Ngawi. Kalau secara pribadi tidak tahu keseharianya,” terang dia.

    Ketika Jawa Pos Radar Kudus ke rumah lokasi penangkapan di rumah Suhadi dan Suyati kemarin, masih tampak ramai dikunjungi tetangga sekitar. Sang mertua dikenal sebagai imam di musala kampung dan menikah dengan Suyati, ibunya Maesaroh (istri Sugiyono). Suhadi tidak berada di tempat dan hanya ditemui Maesaroh. Tiga anak Sugiyono masih bermain di dalam rumah.

    ”Saya tidak tahu apa-apa. Petugas dateng terus mendet (petugas datang dan langsung menangkap). Istrinya Maesaroh juga ikut dibawa juga,” kata Suyati, mertua Sugiyono.
    Dikatakan, kedatangan anaknya dan menantunya ke rumahnya adalah untuk berobat sekaligus berkunjung. Sebab, mata Sugiyono sakit. Habis operasi di RS Jogjakarta. Kemudian Sugiyono beserta istri dan tiga anaknya datang ke rumah mertuanya juga dalam rangka pengobatan alternatif.

    ”Anak saya (Sugiyono, Red) matanya sakit habis operasi karena kena gotri saat kerja di vulaknisir ban di Rembang. Datang ke sini untuk berobat,” ujarnya yang mengaku datang ke rumah mertuanya biasanya dilakukan satu tahun sekali waktu Lebaran.
    Kapolres Grobogan AKBP Agusman Gurning mengatakan, penangkapan Sugiyono merupakan an wilayah Densus 88 Antiteror. Kasus tersebut masih penyelidikan dan pengembangan karena menyangkut jaringan. Terlebih terduga bukan warga Grobogan. (mun/lil)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top