cahyo/radmas |
“Saya khilaf dan nekat melakukannya. Saya sempat cekcok dan akhirnya diketahui nenek Hana usai saya mendorong Hana ke dalam kamar sampai jatuh terlentang,” tutur lelaki tanggung berpostur sedang ini sembari menundukkan kepala, Jumat (13/1) dihadapan wartawan dan polisi.
Dia juga mengakui jika usai dua korban pingsan, kemudian digorok menggunakan pisau berbahan stainless. Kemudian dia sempat membakar sepatunya dan beranjak meninggalkan rumah itu menuju motornya yang diparkir di salah satu toko moderen Timur Terminal Purbalingga. “Saya melakukan itu sendiri,” tambahnya singkat.
Wakapolres Kompol R Sihombing didampingi Kasatreskrim Polres Purbalingga, AKP Djunaidi mengatakan, pelaku beraksi sendiri usai bertamu dengan memarkirkan motor jauh di depan toko. Kemudian berjalan membawa tas yang diketahui dibuang ke sungai Klawing bersama pisau eksekusinya.
“Tersangka belum pernah ada catatan kriminal. Diduga kuat hanya sakit hati dan berupaya mendatangi korban yang mengaku memutus cintanya itu pada ahri kejadian. Kami masih terus mencacri bukti lain berupa pisau dan alat bukti lainnya,” tegasnya, kemarin (13/1).
Djunaidi juga mengatakan, ketika pacaran, tersangka tidak pernah datang ke rumah. Hanya janjian dan bertemu atau pergi ke suatu tempat. Kemudian pada hari nahas itulah, dia nekat melakukan aksi sadisnya yang memakan korban Hanani dan neneknya, Eti Suherti.
“Tersangka ini pekerja serabutan dan saat ke Bogor sempat pamitan kepada keluarganya untuk berkunjung ke rumah teman dan mencari kerja,” rincinya. (amr)