• Berita Terkini

    Jumat, 20 Januari 2017

    Napi Pengendali Peredaran Narkoba Belum Teridentifikasi

    WAHYU HIDAYAT
    PEKALONGAN- Identitas narapidana (napi) Lapas Klas IIA Pekalongan yang diduga mengendalikan peredaran narkoba dari dalam lapas, sampai saat ini belum terdentifikasi.
    Sebagaimana telah diberitakan sejumlah media pekan lalu, Sat Res Narkoba Polrestabes Semarang pada Rabu (11/1) menangkap lima orang tersangka pengedar narkoba, berikut barang bukti sabu seberat 23 gram dan 98 butir pil ekstasi.

    Di hadapan petugas dan awak media, salah satu tersangka Ario Wibisono (23) warga Kedungbatu Selatan 2, mengaku telah dikendalikan dari narapidana Lapas Pekalongan berinisial A untuk mengedarkan narkoba.

    Belum teridentifikasinya napi Lapas Klas IIA Pekalongan berinisial A ini, disampaikan oleh Kepala Pengamanan Lapas Klas IIA Pekalongan Saefudin, kepada sejumlah wartawan, kemarin (18/1).

    "Belum teridentifikasi siapa. Kalau tidak salah, disebutkan inisialnya A. Tapi A ini kan terlalu luas. Maksud saya kan ada yang namanya Agus, ada yang namanya Anam, dan sebagainya. Terus ada nama depannya dulu baru nama belakangnya yang A. Mau kita telusuri kan terlalu banyak," jelas Saefudin.

    Pihaknya menyayangkan, kenapa informasi semacam itu terekspos lebih dulu di media, tanpa didului adanya koordinasi pihak kepolisian terkait ke Lapas Klas IIA Pekalongan. "Kan bisa saja dipancing, misalnya, Pak ada anggota bapak warga binaan di dalam, atas laporan si ini, coba bapak pancing. Tanya kamar nomor berapa nanti saya buru. Kan gampang," tuturnya.

    Mengenai penyebab kenapa napi di dalam lapas bisa ada kontak dengan pihak luar, sehingga mencuat dugaan ada napi yang mengendalikan peredaran narkoba dari dalam lapas, Saefudin mengungkapkan ada beberapa kemungkinan penyebab.

    Termasuk, kemungkinan keterlibatan oknum petugas lapas. Sementara, meski pengamanan dan pengawasan di dalam lapas sudah dilakukan semaksimal mungkin, berbagai kemungkinan bisa saja terjadi. Apalagi keterbatasan jumlah petugas jaga dibandingkan dengan jumlah warga binaan.

    "Di Lapas Pekalongan saat ini ada 465 warga binaan. Setiap hari ada sembilan orang petugas jaga. Sisanya staf, yang datang pagi dan pulang jam 3. Sementara petugas jaga dibuat secara shift. Jadi, ini kenyataan bahwa petugas kami sedikit," bebernya.

    "Dari unsur petugas ini kan, ya artinya anggota kami, katakanlah ada yang berkhianat atau bagaimana bisa saja. Artinya dia oknum, yang mungkin bisa sebabkan kenapa sampai hp ada di dalam," imbuhnya.

    Padahal, tegas Saefudin, Lapas Klas IIA Pekalongan sering melakukan operasi. "Kami juga tidak tahu gimana caranya barang itu (HP) bisa ada di dalam. Karena bisa saja dilempar, mungkin melalui petugas, atau melalui titipan makanan apapun walaupun di sini sudah selalu ketat. Jadi upaya-upaya yang kami lakukan itu sudah maksimal," katanya. (way)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top