• Berita Terkini

    Senin, 02 Januari 2017

    Mereka yang Melahirkan saat Tahun Baru

    NOOR SYAFAATUL UDHMA/RADAR KUDUS
    Dikira Kembar, Kasih Nama Happy

    Tepat tanggal 1 Januari kemarin, rona bahagia terpancar dari para perempuan ini. Mereka telah melahirkan seorang anak, baik caesar dan normal. Karena lahir di tahun baru, ada yang memberi nama Happy.
    ----------------------------------------

    Noor Syafaatul Udhma, Kudus; Sri Putjiwati, Pati
    -----------------------------

    KONDISI empat perempuan ini masih lemas. Mereka dalam perawatan dokter di RSUD dr. Loekmono Hadi kemarin. Keempat ibu itu, baru saja melahirkan. Tepat pada tanggal 1 Januari lalu.

    Pertama Fitriani. Perempuan satu ini melahirkan anak berukuran jumbo, yakni 4,4 kg. Perempuan ini memang memiliki postur tubuh gemuk. Perut dan kakinya terlihat berisi. Kendati kondisinya masih lemah, dia masih mau menemui Jawa Pos Radar Kudus saat bertandang ke ruang persalinan RSUD dr.Loekmono Hadi. Dengan senang hati menceritakan proses melahirkan bayi jumbo.

    Dia tak pernah membayangkan sebelumnya melahirkan anak saat tahun baru 2017. Sebab, sesuai prediksi bayi jumbo akan lahir sekitar pertengahan Januari, sehingga tidak ada persiapan matang.

    Saat hamil, dia tidak menyangka anaknya lahir dengan ukuran jumbo. Dia justru berpikir anaknya kembar. Sebab terlihat lebih besar dan berat. ”Saya mengira punya anak kembar. Tapi ternyata anak yang lahir ukurannya jumbo,” ungkapnya.

    Perempuan yang berdomisili di Desa Tumpang Krasak ini merasakan kontraksi pada malam pergantian tahun. Setelah itu keluarganya lantas membawa Fitri ke RS. Kemudian pukul 10.15 kemarin, dia berhasil melahirkan bayi perempuan berukuran jumbo itu melalui caesar. “Alhamdulillah lahir dengan selamat. Yang penting sehat dan jadi anak sholihah,” harapnya.

    Perempuan lainnya, Lia Aprilia, 21. Dia juga melahirkan bayi pada pukul 00.07 dengan berat 2,2 kg dan tinggi 43 sentimeter. Kendati melahirkan kali pertama, dia tidak merasa kesulitan. Bahkan tidak merasakan kontraksi terlalu lama. ”Hanya berselang satu jam. Setelah itu tiba-tiba udah keluar,” ungkapnya.

    Dia menceritakan seharusnya anaknya lahir pada 17 Januari mendatang. Hal inilah yang membuat anaknya lahir dengan berat badan yang kurang ideal. ”Ini anak pertama. Saya juga kasihan beratnya cuma segitu. Tapi saya bersyukur, anak saya tidak rewel dan sehat,” terangnya.

    Terkait nama, dia mengaku akan memberi nama Kiandra Arkhan Putra. Nama dari suaminya, Arif Sarokhi ini diharapkan dapat memberikan keberuntungan. “Iya saya browsing di internet. Saya gabung-gabungkan namanya. Bagus dan cocok untuk anak pertama saya. Semoga menjadi anak hebat. Jadi kebanggaan keluarga,” harapnya.

    Siti Yuliana juga melahirkan bayi tepat tahun baru 2017 pada pukul 03.55. Bobotnya juga sama besarnya, 4,2 kg dengan tinggi 52 sentimeter. Perempuan yang berusia 33 tahun ini menyangka anaknya lahir kembar. Selain tidak melakukan USG, perutnya juga lebih besar dari kehamilan sebelumnya. Dia juga tidak menyangka melahirkan tepat di tahun baru 2017. ”Ini lebih cepat, seharusnya 2 Januari mendatang,” terangnya.

    Untuk nama, dia mengaku suaminya yang memilihkan. Nama itu didapatkan suaminya dari mimpi setelah salat malam. ”Namanya Muhammad Alamul Huda. Ini didapatkan suami dari bermimpi. Dengan harapan anaknya sholeh dan berbakti kepada orang tua. Tentunya juga sehat dan berprestasi,” harapnya.

    Di ruang persalinan, suara bayi menangis terdengar kencang. Satu bayi sudah tidur, bayi lainnya menangis, begitu seterusnya. Karena banyaknya bayi yang lahir dari Desember hingga awal tahun membuat perawat kuwalahan. “Ini sudah biasa Mbak. Dari pukul 00.00 hingga pagi ini kami terus berjaga. Habis ini juga masih ada persalinan,” kata Neli salah satu perawat.
    Tepat pukul 12.00, ada bayi lahir dengan jenis kelamin laki-laki. Ini bayi keempat yang lahir di RSUD selama tahun baru kemarin. Jawa Pos Radar Kudus juga turut membantu perawat untuk menimbang dan meninabobokkan bayi yang menangis. Beberapa perawat lainnya ada yang menggendong bayi, sebagian lagi menggedong bayi. Kendati demikian, suasana tetap kondusif di ruang perawatan bayi.

    Bayi satu ini lahir dengan berat 3,2 kg dan tinggi 50 sentimeter. Ibu dari bayi ini bernama Vinna Sofiana. Perempuan yang lahir di Kudus, 6 Juni 1988 ini bayinya sungsang. Setelah dibawa ke ruang persalinan, dokter lantas membantu proses melahirkan. Penanganan yang cepat ini, membuat Vinna melahirkan secara normal. “Alhamdulillah bisa normal. Saya sudah takut kalau caesar,” ungkapnya.

    Slamet, suami Vinna mengaku tidak menyangka istrinya akan melahirkan anak. Sebab diperkirakan akan hamil pada pertengahan Januari mendatang. Kendati demikian, dia merasa senang anaknya lahir saat semua orang bersuka ria menyambut tahun baru. “Pokoknya tidak menyangka, anak ketiga ini lahir pada 1 Januari 2017,” terangnya tersenyum.

    Tak bisa menahan rasa bahagia, dia mengaku akan memberi nama Happy atau Hepi kepada anak ketiganya. Dengan harapan dapat senang dan ceria selalu. ”Seperti semangat tahun baru yang selalu happy (senang). Anak saya sepertinya bagus kalau diberi nama itu,” katanya.


    Di Kabupaten Pati, kebahagian juga menyelimuti keluarga pasangan Dwi Hartati dan Heru, warga Desa Sarirejo, Pati. Anak kedua mereka yang diberikan nama Talita Riffah Atalah lahir bertepatan dengan 1 Januari 2017 kemarin.

    Dwi Hartati masih terbaring lemas di atas tempat tidurnya di kamar VIP RS Mitra Bangsa Pati kemarin siang. Dia masih belum bisa bangun setelah melahirkan putri keduanya melalui operasi caesar. Putrinya itu terpaksa dilahirkan melalui operasi karena tidak memungkinkan lahir normal lantaran kehabisan air ketuban.
    “Saya sudah mengeluarkan ketuban sejak Kamis 29 Desember 2016. Kemudian 31 Desember saya kemudian menghubungi dokter kandungan saya. Setelah diperiksa, dokter meminta dirujuk ke rumah sakit,” ungkapnya.

    Dwi ingin sekali melahirkan secara normal. Untuk itu, dokter rumah sakit yang menanganinya terus memacu supaya bayi keluar. Ia dipacu sejak Sabtu 31 Desember 2016 siang hingga Minggu 1 Jauari 2017. Selama sehari semalam, tidak ada tanda-tanda bayi tersebut keluar dari rahimnya.

    ”Kemudian saya dihubungi oleh dokter jalan satu-satunya untuk proses persalinanya melalui operasi caesar. Sudah tidak ada jalan lainnya lagi karena air ketuban saya sudah keluar banyak. Dikawatirkan kering dan terjadi infeksi. Akhirnya operasi caesar dilakukan daripada terjadi apa-apa,” ucap Dwi.

    Meski melalui caesar, beruntung Dwi dan bayinya dalam keadaan selamat dan sehat. Talita dilahirkan pukul 08.00 dengan berat 3,3 kg. Ia tidak menyangka bayinya itu lahir di momentum sakral perayaan tahun baru 1 Januari. ”Tidak kepikiran ya, sebenarnya saya hanya ingin lahir normal tanggal berapapun. Tapi karena tidak memungkinkan, bagaimana lagi. Padahal, HPL-nya itu 11 Januari. Jadi maju dua minggu dari HPL. Tidak ada persiapan apapun. Nama juga sudah saya siapkan dari jauh-jauh hari. Tidak saya ganti nama yang berhubungan dengan tahun baru,” urainya. (mal/put/lil)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top