• Berita Terkini

    Senin, 02 Januari 2017

    Lima Perjalanan KA Dihapus, Tiga Lainnya Dikurangi Frekuensi

    JAKARTA – Pengguna setia moda transportasi kereta api (KA) harus lebih cermat saat hendak melakukan pemesanan tiket kereta. Ada beberapa relasi yang dihapus di tahun ini karena okupansi rendah. Perubahan tertuang dalam Grafik perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2017 yang diputuskan melaui SK Dirjen Perkeretaapian nomor KA 407/SK.332/DJKA/12/16.


    Dirjen Perkeretaapian  Prasetyo Boeditjahjono menyampaikan, Gapeka diputuskan pada 29 Desember 2017. Di dalamnya, sudah mengakomodir beberapa relasi KA yang akan beroperasi di 2017. Termasuk, pola dan pengaturan operai KA bandara Soekarno-Hatta dan KRL.


    Rencananya, feeder dari stasiun Manggarai- Duri dihapus. ”Slot waktu akan digunakan untuk KA bandara yang dirahapkan beroperasi pada pertengahan 2017. Tapi ada tambahan juga KA loopline Bogor-Manggarai-Jatinegara,” ujarnya.


    Bukan hanya angkutan perkotaan, penghapusan relasi juga dilakukan untuk KA antar kota. Seperti, KA Tegal Arum relasi Tegal – Jakarta Pasar Senen, KA Sarangan  relasi Surabaya Gubeng-Madiun (bisnis), KA Cepu Express relasi Surabaya Pasar Turi- Cepu - Semarang Poncol, KA Arjuna relasi Surabaya kota – Madiun dan KA Madiun Jaya relasi Madiun - Jogjakarta.
    ”KA Sarangan dihapuskan karena memiliki okupansi rendah. Kurang dari 20 persen. Sementara KA Cepu Express, KA Arjuna dan KA Madiun Jaya dihapuskan karena ketidaktersesiaan sarana (KRD).,” ungkapnya.


    Meski begitu, untuk rute-rute tersebut tetap bisa terlayani. Penumpang setia KA Sarangan bisa beralih menggunakan KA Mutiara Selatan, yang akan mengalami perpanjangn relasi sampai Malang. Untuk pengguna KA Cepu Express dapat terlayani oleh KA Tawang Jaya rangkaian panjang dan KA Ambarawa.


    Selain penghapusan relasi ada pula pengurangan frekuensi operasi bagi beberapa KA. Seperti, KA Menoreh relasi Semarang Tawang- Pasar Senen, KA Blora Jaya relasi Bojonegoro-Semarang Poncol, dan KA Ciremai relasi Cirebon-Cikampek-Bandung. Banyaknya pengurangan frekuensi dan penghapusan relasi ini diduga lantaran penerimaan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menurun di tahun lalu.


    Merespon itu tersebut, Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Agus Komarudin langsung menampik tegas. Menurutnya, pengurangan frekuensi dan penghapusan relasi ini dilakukan semata-mata karena okupansi rendah dan efisiensi.


    Menurutnya, penghapusan relasi sebagian besar sudah terlaksana sejak akhir 2016. KA Tegal Arum misalnya. KA relasi Tegal – Jakarta Pasar Senen itu sudah sejak Nomverber 2016 tidak dioperasikan.
    ”Nggak juga. Ini lebih ke optimalisasi kapasitas lintasan. Kalau 1 titik dua kereta kan bisa dioptimalkan. Ada juga KA yang baru dioperasikan,” jelasnya.


    KA tersebut merujuk pada KA Ranggajati relasi Cirebon-Surabaya Gubeng-Jmeber, KA AMbarawa Ekspress relasi Surabaya Turi-Semarang Poncol, KA Bandara Minangkabau dan KA Bandara Soekarno Hatta.


    Di sisi lain, Agus turut mengabarkan soal adanya perubahan relasi. KA Cirebon Express relasi Cirebon-Gambir berubah menjadi KA Tegal Bahari relasi Tegal-Gambir, KA Ciremai relasi Cirebon-Cikampek-Bandung berubah menjadi Semarang Tawang –Cikampek-Bandung, KA Mutiara Selatan tak lagi melayani Surabaya Gubeng-Bandung tapi Bandung-Surabaya Gubeng- Malang dan lainnya. Perubahan ini akan diikuti dengan perubahan waktu perjalanan karena adanya penyesuaian lokasi pengisisan air dan pergantian kru. (mia)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top