• Berita Terkini

    Selasa, 03 Januari 2017

    Ibu Jokowi Doakan Penulis Buku "Jokowi Undercover"

    ISWARA BAGUS NOVIANTO/RASO
    SOLO – Mengawali 2017, ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sudjiatmi Notomiharjo menggelar bancakan di rumah pribadinya Jalan Pleret Raya No. 9A, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari kemarin. Mereka berharap tanah air tetap aman, damai, dan sejahtera.

    Sekitar pukul 10.00, halaman rumah Sudjiatmi sudah dipadati pemburu berita. Sejumlah aparat TNI dan Polri berseragam batik melakukan penjagaan cukup ketat. 30 menit kemudian, pewarta diizinkan masuk dan menuju ruang tengah rumah Sudjiatmi.

    Beragam kuliner tradisional seperti nasi kuning, kue serabi, jajan pasar, lengkap dengan tumpeng sudah tertata rapi di meja makan. Ustad Ma'Arif dari Boyolali kemudian membacakan doa. Rampung doa, Sudjiatmi memotong tumpeng dan membagikannya kepada para kerabat yang hadir. Para tamu pun segera dipersilakan mencicipi hidangan.

    "Bancakan kecil-kecilan bersama kakak dan anak-anak saya. Berdoa semoga negara selalu damai aman sejahtera di tahun 2017 ini," ungkapnya.
    Acara tersebut turut dihadiri paman Jokowi, Setiawan dan Miyono. Serta saudara kandungnya Idayati dan Titik Ritawati. "Jokowi memang tidak diundang, kan tugasnya banyak. Lagian ini juga bancakan dadakan," jelas Sudjiatmi.

    Ibunda presiden teringat kebiasaan Jokowi cilik melewatkan malam pergantian tahun. Dia sudah senang ketika diajak jalan-jalan ke sekitar Stadion Manahan. "Waktu kecil, kalau tahun baru biasanya jalan-jalan di Manahan. Soalnya lokasinya dekat dengan rumah," terangnya.  Soal kuliner, imbuhnya, Jokowi kecil sangat gemar dengan nasi kuning dan gudangan.

    Terkait “serangan” terhadap Jokowi, diantaranya dengan munculnya buku berjudul Jokowi Undercover, Sudjiatmi tak memikirkannya dan mendoakan si penulis buku. “Semoga yang memfitnah dilindungi Allah. Segera sadar, wong yang dituduhkan tidak ada buktinya. Isinya tidak didukung dengan bukti-bukti valid,” tegas dia.
    Paman Jokowi, Miyono menambahkan, jika yang dituduhkan dalam buku tersebut benar, Jokowi tidak mungkin didaulat menjadi wali kota Surakarta selama dua periode 2005-2012. Serta terpilih menjadi gubernur DKI Jakarta hingga menjadi presiden.

    "Orang itu ada yang suka dan ada yang tidak suka. Yang tidak suka mungkin bikin masalah," papar Miyono.

    Sekadar informasi, penulis buku Jokowi Undercover, Bambang Tri Mulyono (BTM), ditangkap petugas Bareskrim Polri di Semarang Jumat (30/12). Isi buku itu dianggap melanggar Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi.

    Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Mabes Polri Brigjen Rikwanto menjelaskan, saat ini BTM telah ditetapkan sebagai tersangka. BTM ditahan di rumah tahanan Polda Metro Jaya.

    Kasus tersebut bermula dari pembuatan buku Jokowi Undercover yang memuat tuduhan adanya pemalsuan dokumen dan data saat Jokowi mendaftar sebagai calon presiden pada 2014 di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

    Namun, dari hasil pemeriksaan awal, tulisan yang dibuat BTM itu hanya berdasar sangkaan. ”Tidak ada dokumen pendukung yang mendasari penulisan tersebut,” ujar Rikwanto.

    Ada juga berbagai analisis dalam buku tersebut. Namun, analisis itu tidak didasari keahlian. Lagi-lagi hanya berdasar persepsi dan perkiraan penulis. ”Dari pemeriksaan awal, pembuatan buku itu dengan motif menarik perhatian masyarakat,” terangnya. (ves/jpnn/wa)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top