• Berita Terkini

    Minggu, 22 Januari 2017

    Buntut Upaya Pelecehan Seksual, Paguyuban Angkutan Lakukan Penyelidikan Internal

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Salah satu siswi sebuah SMP di Gombong nyaris menjadi korban kejahatan asusila di angkutan umum. Menindaklanjuti kejadian ini, Paguyuban angkutan Kebumen Gombong Lawet Jaya langsung melakukan penyelidikan internal terhadap para anggotanya.

    Ketua Paguyuban Lawet Jaya Kebumen, Paryudi, menuturkan pihaknya sudah melakukan interogasi terhadap awak angkutan yang dinaiki korban. Namun sejauh ini, belum ada titik terang soal pelaku karena awak angkutan mengaku tidak tahu ada kejadian asusila tersebut.

    "Kami punya data semua awak angkutan, bahkan mereka setiap hari kami pantau, termasuk jumlah angkutan yang berangkat beserta sopir dan kernet," tegasnya  saat menemui wartawan di kantor Kebumen Ekspres, Jumat (20/1/2017).

    "Sejauh ini, kenek dan sopir yang beroperasi pada hari kejadian, tak mengatahui atau kenal dengan pelaku," katanya.

    Menurut pria yang akrab disapa Yudi tersebut, penyelidikan yang mereka lakukan terbentur karena tak adanya laporan dari korban kepada pihak kepolisian. "Andaikan korban sudah lapor, kita tentu lebih mudah mengidentifikasi pelaku," tuturnya yang kemarin didampingi pengurus paguyuban angkutan Lawet jaya, Purnomo.

    Di saat bersamaan, Yudi mengatakan, bila nantinya ada anggotanya yang ikut bersalah dalam hal ini, paguyuban mempersilakan aparat melakukan proses hukum. "Sebagai Ketua Paguyuban, saya tidak akan melindungi anak buah,karena ini sudah merupakan tindak kriminal. Paguyuban pun nanti akan memberikan sanksi pada anggota tersebut bila terbukti ikut bersalah,"

    Seperti pernah diberitakan sebelumnya, seorang siswi SMP, Em (16) nyaris menjadi korban pencabulan yang dilakukan penumpang di angkutan umum jurusan Kebumen-Gombong. Melalui ibunya, AK (40), korban menyampaikan, penumpang tersebut terlihat akrab dengan sopir dan kenek awak angkutan.

    Mengenai adanya keakraban pelaku dengan awak angkutan, dibantah Paryudi. Yudi menjelaskan jika itu adalah hal yang biasa. Sebab, Lawet Jaya selalu mewanti-wanti kepada sopir dan kernet membangun kedekatan dengan penumpang. Tujuannya adalah agar penumpang nyaman dan akrab sehingga memilih naik angkutan.

    "Bisnis angkutan adalah bisnis kepercayaan. Kalau penumpang takut naik angkutan, kita yang merugi. Penumpang makin sepi, setoran turun, terus bagaimana kita menghidupi keluarga," bebernya.


    Yudi menuturkan, pemberitaan kasus tersebut telah memberikan dampak kurang positif bagi para pelaku usaha transportasi, terutama pengusaha angkutan yang memiliki rute Kebumen-Gombong. Sebab, banyak penumpang yang kini mengaku takut naik angkutan. Kondisi ini jelas memukul awak angkutan di tengah makin sedikitnya penumpang yang menggunakan jasa angkutan umum.(saefur/cah/has
    )

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top