• Berita Terkini

    Selasa, 24 Januari 2017

    Boyolali Gerak Cepat Cegah Anthrax

    BOYOLALI – Guna mengantisipasi penyebaran virus Anthrax menyerang wilayah Boyolali, seperti yang dilaporkan telah menyerang di wilayah Kulon Progo, Jogjakarta, dinas peternakan dan perikanan (Disnakkan) Boyolali segera mendistribusikan vaksin. Sedikitnya ada lima ribu vaksin yang akan diberikan kepada hewan ternak yang ada di Boyolali.

    Kepala Disnakkan Boyolali, Bambang Jiyanto mengatakan, pada 2012 lalu di wilayah Kecamatan Andong, pernah terjadi serangan Anthrax. Namun selama ini sudah dilakukan berbagai langkah termasuk vaksinasi, pemeriksaan kesehatan hewan serta menguji kondisi tanah di laboratorium untuk mencegah virus Anthrax itu kembali lagi.

    “Spora virus ini (Anthrak, Red) bisa bertahan bertahun-tahun dan masih berpotensi menyerang hewan ternak,” papar Bambang, kemarin.

    Setelah munculnya laporan virus Anthrax menyerang di Kulon Progo, Jogjakarta, maka vaksinasi perlu dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap virus yang mematikan tersebut. Tak hanya vaksinasi, beberapa tindakan untuk mencegah wabah virus menular juga dilakukan di wilayah Boyolali. Diantaranya, pengecekan kesehatan hewan ternak yang perlu segera dilaksanakan. Pihaknya juga bakal melakukan pengawasan ketat terhadap hewan ternak yang keluar masuk wilayah Boyolali.

    Menurut Bambang, pengawasan ketat terhadap hewan ternak itu tak sendirian. Melainkan akan menggandeng Dinas Kesehatan. Karena serangan penyakit pada hewan biasanya juga mempunyai imbas pada kesehatan manusia. Pemeriksaan menyeluruh terutama dilakukan pada 22 kambing Peranakan Etawa yang dikembangkan di Desa Winong, Boyolali Kota. Sebab kambing tersebut sebelumnya diambil dari wilayah Kulon Progo.

    Selanjutnya, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan mengeluarkan surat edaran berisi imbauan agar masyarakat melapor bila ada temuan serangan penyakit pada hewan ternak atau ternak yang mati secara mendadak. Warga, khususnya peternak, juga diminta untuk tidak memotong dan mengkonsumsi hewan ternak yang sakit yang berpotensi menularkan penyakit kepada manusia.
    “Kalau ada hewan ternak yang sakit, biasanya warga memilih untuk memotong dan mengkonsumsinya tanpa diperiksa terlebih dulu,”  terang Bambang.

    Bambang menambahkan untuk pengawasan dan penanganan kesehatan ternak di Boyolali pernah dinilai oleh pemerintah pusat berhasil. Tak salah jika Boyolali sering jadi tempat rujukan daerah-daerah lain dalam penanganan dan pengawasan kesehatan ternak.
    “Pekan kemarin dari Pemkab Kulon Progo juga sudah ke sini untuk melihat pengawasan dan penanganan hewan ternak,” tandas Bambang. (wid/edy)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top