• Berita Terkini

    Kamis, 08 Desember 2016

    Tujuh Rumah di Desa Kalirancang Terancam Longsor

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sejumlah warga di RT 2 RW 6 Dukuh Jerotengah Desa Kalirancang Kecamatan  Alian tak dapat tidur nyenyak dalam beberapa hari terakhir. Itu setelah rumah mereka yang berada di daerah rawan longsor.

    Sedikitnya ada tujuh rumah di wilayah tersebut yang kini terancam longsor. Dari jumlah tersebut tiga rumah berada di bagian atas dan empat di bawah tebing. Pemilik rumah pun selalu merasa was-was saat terjadi hujan lebat, terlebih jika hujan turun di malam hari.

    Informasi yang berhasil dihimpun Ekspres, pada tahun 2015 setidaknya telah terjadi longsor sebanyak tiga kali tempat tersebut.  Sedangkan pada  tahun 2016 longsor terjadi sekitar 10 hari yang lalu. Adanya ancaman longsor membuat warga selalu merasa was-was saat terjadi hujan lebat. Terlebih jika hujan terjadi pada waktu malam hari. Warga pun tidak berani menempati rumah bagian belakang yakni yang berdekatan dengan tebing.

    Rasiman (52) warga setempat menuturkan,  bagian belakang rumahnya tepat berada bawah tebing dengan ketinggian mencapai 10 meter yang rawan longsor. Sementara tepat di atasnya  terdapat beberapa rumah. “Jika longsor sampai terjadi maka rumah bagian atas akan mengalami kerusakan, sementara rumah di yang berada di bawah juga dipastikan rusak,” tuturnya, Rabu (7/12/2016).

    Dijelaskannya bagian tebing yang rawan longsor mencapai pajang 20 meter dengan ketinggian 10 meter. Terdapat empat rumah yang berada tepat berada bawah tebing. Sedangkan di atasnya terdapat tiga rumah. Warga pun berharap adanya perhatian dari pemerintah maupun swasta. “Kalau  bagian tebing disender   maka akan lebih aman,” paparnya.

    Dari pantauan Ekspres, tiga rumah yang berada di atas tebing hanya berjarak 1-2 meter dengan bibir tebing.  Terdapat dua titik longsor pada tebing dengan panjang 20 meter, sementara tepat di bagian bawah tebing terdapat rumah-rumah warga. Untuk meminimalisir ancaman longsor, warga menancapkan beberapa bambu pada tanah tersebut.

    Rasiman menambahkan, beberapa bagian tebing merupakan tanah urukan. Sehingga kondisi tanah sangat labil. Urukan tersebut berupa tanah dan beberapa puing-puing batu cadas. Jika tidak segera ditangani, dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan yang sangat membahayakan. “Bagian ini merupakan “tanah nom” (labil,ed), maka penting sekali untuk dibangun sender,” ucapnya. (mam)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top