• Berita Terkini

    Jumat, 02 Desember 2016

    Nguntal Pil 49 Butir dan "Sprite", Warga Rowokele Tewas

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Meminum obat semestinya dilakukan agar sembuh dari penyakit. Namun yang terjadi di Rowokele ini sungguh tragis. Gara-gara meminum obat melewati takaran, satu orang meninggal dunia sementara satu lainnya mengalami pusing kepala setelah meminum puluhan pil Bodrex yang dicampur dengan minuman botolan sprit.

    Korban meninggal, Sarimin (20) warga RT 05 RW 03 Dukuh Borang Desa Wagirpandan Kecamatan Rowokele Kabupaten Kebumen. Sedangkan Korban pusing kepala yakni Riskyanto (19) yang juga warga setempat.

    Keterangan Kapolres Kebumen, AKBP Alpen SH SIK MH melalui Kasat Reskrim Polres Kebumen AKP Willy Budiyanto SH MH, kejadian tersebut berawal saat, Rabu (30/11/2016), sekitar pukul 18.00 WIB, Riskyanto diberi uang oleh Sarimin sebanyak Rp. 50 ribu.

    Riskyanto disuruh oleh Sarimin untuk berangkat ke warung Farid yang terletak di Dukuh Luwung Desa Wonoharjo Kecamatan Rowokele untuk membeli 1 box bodrex dan 1 Botol Sprite. “Semua barang tersebut dibeli dan dengan harga Rp 47 ribu,” kata Willy, Kamis (1/12/2016).

    Setelah membeli kedua barang tersebut, dua orang tersebut meminum obat dan sprite  di depan rumah Sarimin. Sambil meminum sprite secara bergantian Sarimin menelan 49 pil bodrex, sedangkan Riskyanto menelan 39 pil. “Sekira pukul 23.15 WIB, mereka berdua pulang ke rumah masing -masing untuk tidur, dan sekira pukul 02.45 WIB, Sarimin diketahui oleh kakaknya Sarikin sudah dalam keadaan meninggal dunia ditempat tidurnya. Sementara Riski mengalami pusing di rumahnya,” tegasnya.

    Willy menambahkan dari hasil penyelidikan dapat disimpulkan jika korban, meninggal akibat bunuh diri. Korban over dosis setelah meminum obat Bodrex dan Sprite. "Sejumlah saksi menyebut mereka nekat menelan obat sebanyak itu karena  frustasi ditinggal merantau oleh istrinya yang tidak pulang-pulang  selama 1,5 tahun," katanya.

    Atas musibah itu, kata AKP Willy, pihak keluarga korban mengaku sudah ikhlas dan menganggapnya sebagai takdir. "Pihak keluarga korban membuat Surat Pernyataan di Balai Desa yang menyatakan bahwa keluarga korban menerima dengan ikhlas atas meninggalnya Sarimin,” kata Willy. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top