• Berita Terkini

    Minggu, 01 Januari 2017

    Hari Jadi, Bupati dan Wakil Bupati Ziarah Makam Leluhur

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekpres.com)- Memperingati hari jadi ke-81 Kabupaten Kebumen, Bupati Kebumen  Mohammad Yahya Fuad melaksanakan ziarah ke makam leluhur, kemarin. Bersama Wakil Bupati Yazid Mahfudz, Wakil Ketua DPRD Miftahul Ulum, Anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Asisten Sekda, Staf Ahli Bupati dan jajaran Kepala dinas, Kepala Bagian di Pemkab Kebumen melakukan ziarah ke makam leluhur Kebumen.

    Makam leluhur yang dikunjungi yaitu makam Trah Kolopaking yang berada di Desa Kalijirek Kecamatan Kebumen, makam Trah Aroengbinang yang terletak di Desa Kuwarisan Kecamatan Kutowinangun dan makam Pangeran Bumidirja yang terletak di Desa/Kecamatan Kutowinangun. Ketiga makam tersebut, merupakan peristirahatan terakhir pendiri dan para mantan Bupati Kebumen. Selain itu, mereka juga berziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Bumi Wira Bhakti Kebumen.

    “Ziarah ini, untuk mengenang dan mendoakan para leluhur pendahulu kita. Sekaligus kita berdoa agar sebagai generasi penerus, kita mampu berjuang mewujudkan cita-cita mereka. Utamanya dalam menciptakan Kabupaten Kebumen yang lebih baik,” kata Bupati Mohammad Yahya Fuad, saat berada di Makam Trah Kolopaking.

    Melalui ziarah ke makam leluhur, kata Yahya Fuad, juga untuk mengenang jasa-jasa para pendiri Kabupaten Kebumen. Selain juga untuk mendoakan agar para leluhur di ampuni segala dosanya dan ditempatkan di Syurga. "Perjuangan beliau-beliau akan kita teruskan untuk kesejahteraan masyarakat Kebumen," tegasnya.

    Sementara itu, Juru Kunci Makam Tumenggung Kolopaking Mulyadi, mengatakan makam tersebut selalu dikunjungi oleh pejabat menjelang peringatan Hari Jadi Kabupaten Kebumen.  Ziarah dilakukan, kata dia, untuk mengenang dan mendoakan para leluhur Kabupaten Kebumen. Ziarah tersebut sebagai wujud penghormatan kepada para sesepuh Kebumen yang memiliki peran penting dalam perkembangan Kebumen seperti sekarang ini.

    "Berdoa agar sebagai generasi penerus, mampu berjuang mewujudkan cita-cita mereka. Utamanya dalam menciptakan Kabupaten Kebumen yang lebih baik," tutur Mulyadi, di Komplek Makam Kolopaking.

    Tak hanya saat menjelang Hari Jadi Kabupaten Kebumen, lanjut dia, makam tersebut juga sering dikunjungi pada hari-hari tertentu. Bukan hanya pejabat setempat, tetapi ternyata yang berziarah lebih banyak pejabat dari luar daerah, seperti Jakarta. "Calon pejabat, calon DPR, yang terakhir calon bupati juga ada yang kesini," ungkapnya.

    Mulyadi, menceritakan di komplek makam tersebut dimakamkan Tumenggung Kolopaking I, II, III dan IV, bersama keluarganya. Keempatnya merupakan Bupati Kebumen di era Panjer Roma. "Kolopaking I Bupati Panjer Roma ketiga, setelah Bodronolo dan Kertosuto. Yang seterusnya dilanjutkan oleh Kolopaking II, III dan IV," bebernya.

    Ketika Keraton Plered Mataram diduduki Trunojoyo, Amangkurat I lari hingga tiba di Panjer dalam keadaan sakit dan diterima oleh  Kertawangsa. Kertawangsa memberinya air kelapa tua (kelapa aking) yang membuat keadaan Amangkurat I berangsur baik. Amangkurat I pun menganugerahkan gelar Tumenggung Kelapa Aking kepada Kertawangsa.

    Alkisah, Kalapaking IV yang mendukung Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa berhadapan dengan Aroeng Binang IV yang berada di pihak Keraton Surakarta yang didukung Belanda. Konon Kalapaking IV bertempur satu lawan satu melawan Aroeng Binang IV hingga Tumenggung Kalapaking IV terluka lengannya oleh tombak pusaka Tumenggung Aroeng Binang IV.

    Kalapaking IV wafat dan dimakamkan di Kalijirek. Aroeng Binang IV menjadi penguasa Panjer dan membangun pendopo Kebumen pertama. Perseteruan berakhir ketika Belanda mengangkat keturunan Kalapaking, yaitu Ki Atmodipuro menjadi Bupati Banjarnegara dan Ki Sukadis menjadi Bupati Karanganyar, keduanya tidak menggunakan gelar Kalapaking.

    Tumenggung Aroeng Binang IV sendiri wafat tanpa memiliki keturunan, sehingga kedudukannya di Panjer digantikan oleh Aroeng Binang V, ipar Aroeng Binang IV. Namun masih keturunan langsung Kyai Hanggayuda, ayah Aroeng Binang I. Kebumen selanjutnya dipimpin oleh keturunan Aroeng Binang hingga Jepang masuk pada 1942.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top