• Berita Terkini

    Kamis, 29 Desember 2016

    6 Jam Terkubur Longsor, Dua Penambang di Klaten Tewas

    ANGGA PURENDA/RADAR KLATEN
    KLATEN – Lagi enak-enaknya menikmati jam istirahat, tebing setinggi 5 meter di Sungai Ngancar, Desa Temuireng, Kecamatan Jatinom tiba-tiba longsor. Empat orang penambang pasir dibawahnya tak sempat menyelamatkan diri.

    Sejak pagi Widodo, 28; Tri Sunarmo, 27, keduanya warga Dusun Pakem, Desa Temuireng, Kecamatan Jatinom, serta Suranto, 25; dan Maryoto, 28, warga Dusun Kranggan, Desa Temuireng, Kecamatan Jatinom melakukan aktivitas penambangan pasir secara manual.

    Sekitar pukul 10.00, keempatnya beristirahat setelah mengeruk pasir dari dalam tebing. Mendadak, tebing setinggi 5 meter dengan panjang 20 meter tak jauh dari tempat mereka duduk longsor. Material tanah bercampur batu meluncur dengan cepat. Keempat penambang tersebut tidak sempat menyelamatkan diri.

    Widodo dan Suranto ditemukan sudah tak bernyawa di lokasi kejadian. Sedangkan Tri Sunarmo mengalami luka berat di bagian punggung dan Maryoto luka ringan di bagian kaki. Hingga berita ini ditulis, Tri Sunarmo masih dirawat intensif di RSUP Soeradji Tirtonegoro.

    “Sebenarnya tadi sudah di luar terowongan di dekat tebing. Tapi tiba-tiba tebing setingga lima meter itu longsor. Ada yang meninggal dunia, ada yang selamat juga,” ujar Adung Nggoro, 60, warga setempat.

    Menurut Adung, sebelum longsor, lokasi penambangan pasir diguyur hujan cukup deras. Diduga hal tersebut menyebabkan kondisi tebing labil dan mudah longsor. Terlebih penambangan manual kerap dilakukan tanpa memperhatikan keselamatan.

    Selain menggali tebing, lanjut Adung, para penambang manual itu juga membuat terowongan di dalam tebing. “Tujuannya mendapatkan pasir yang berkualitas ketimbang penggalian ke bawah. Dari pada menggali ke bawah yang belum tentu mendapatkan pasir, lebih baik membuat terowongan. Pasirnya juga berkualitas,” papar dia.
    Proses pencarian penambang pasir yang tertimbun longsor melibatkan ratusan warga dibantu anggota TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan tim Search And Rescue (SAR). Mereka mengggunakan alat sederhana seperti sekop, linggis dan cangkul.

    Setelah satu jam pencarian, Widodo ditemukan. “Luka parah di bagian kepala akibat terkena batu dan sekop. Setelah dibawa ke rumah sakit, langsung ke rumah duka untuk dimakamkan,” jelas Sukono, warga sekitar yang ikut pencarian. Sedangkan Suranto baru ditemukan enam jam kemudian di jarak 1 meter dari lokasi tebing longsor.

    Kepala BPBD Klaten Bambang Giyanto mengaku prihatin atas kejadian longsor tersebut. “Kita tadi langsung mengirimkan tim TRC BPBD untuk melakukan assement dan membantu proses evakuasi. Korban langsung ditemukan berkat kerja sama tim dalam melakukan evakuasi mulai dari warga sekitar, relawan, dan TNI/Polri,” paparnya.

    Kapolsek Jatinom AKP Sri Wiraden menuturkan, Widodo dan Suranto sama-sama mengalami luka serius di bagian kepala. Kapolsek mengimbau, penambang manual meningkatkan kewaspadaan ketika beraktivitas terutama saat cuaca ekstrem. Tingginya curah hujan bisa menyebabkan tebing rawan longsor. ”Berhenti dulu aktivitasnya saat turun hujan. Utamakan keselamatan,” ucapnya. (ren/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top