• Berita Terkini

    Jumat, 02 Desember 2016

    22 Agustus Paling Memenuhi Syarat untuk Hari Jadi Kebumen

    sudarnoahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Rencana merevisi Hari Jadi Kabupaten Kebumen, saat ini telah memasuki tahap seminar. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh peneliti Pusat Studi Kebudayaan UGM, diketahui nama Kebumen pertama kali muncul pada 1832.

    Peneliti Pusat Studi Kebudayaan UGM, Danang Indra Prayuda, menyampaikan diketahuinya penyebutan pertama kali nama Kebumen setelah pihaknya melacak pada catatan Belanda. "Sumber yang mencatat keberadan Kebumen untuk pertama kalinya adalah "Almanak en Nanreeregister Neerrlandsch Indie" tahun 1832," kata Danang, pada seminar hasil penelitian hari jadi Kabupaten Kebumen, di ruang rapat Sekretariat Daerah (Setda)Kebumen, kemarin.

    Hadir pada seminar tersebut, Sekda Adi Pandoyo, Asisten 1 Sekda Mahfudz Fauzi, Ketua Pusat Studi Kebudayaan UGM Prof Dr Adrinus Salam, Anggota Dewan Riset Daerah Cholidy Ibhar. Selain itu hadir para budayawan, pemerhati sejarah Kebumen, akademisi, tokoh masyarakat, hingga tokoh pemuda. Tampak juga Ketua Dewan Kesenian Daerah (DKD) Pekik Sat Siswonirmolo.

    Danang memaparkan, khusus terkait dengan Kebumen, almanak yang dipakai adalah yang bertahun 1831 dan 1832. Dari dua catatan yang ditulis dalam almanak tersebut, dapat diketahui bahwa pada tahun 1831 belum muncul nama Kebumen. Namun demikian, nama Arungbinang sudah disebut sebagai regent atau bupati Kutowinangun.
    "Penyebutan Kebumen muncul pertama pada Almanak bertahun 1832, dimana Arungbinang dicatat sebagai regent atau bupatinya," terang Danang.

    Melalui catatan tersebut, kata dia, dapat diketahui bahwa penggunaan nama Kebumen mulai muncul antara tahun 1831 dan 1832. Jika dikaitkan dengan folklore lokal setempat, dicatat bahwa Arungbinang dilantik sebagai Bupati Kebumen pada 22 Agustus 1831.  "Jika mau menarik kesimpulan kapan penggunaan Kebumen, didasarkan sumber dari catatan Belanda. Dikaitkan dengan babad dan folklore setempat. Tanggal 22 Agustus 1831 merupakan hipotesis yang paling mendekati kebenaran, tentang kapan pertama kali penggunaan istilah Kebumen," paparnya.

    Namun demikian, pengangkatan Arungbinang IV menjadi Bupati Kutowinangun pada 1831, bukanlah adanya pemerintahan pertama di Kebumen. Sebelumnya, penelusuran hari jadi Kebumen mengerucut pada keberadaan Kyai Bodronolo. Apabila didasarkan pada penokohan, maka pengangkatan Kyai Bodronolo sebagai ‘pemimpin’ pada tahun 1642 oleh Sultan Agung merupakan peristiwa penting.

    Lebih jauh, didasarkan pada peristiwa bersejarah yang dapat dijadikan keteladanan, maka peristiwa dimana Kyai Bodronolo membantu penyediaan dan perbekalan pasukan Sultan Agung dalam menyerang Batavia merupakan suatu peristiwa penting yang bisa dijadikan sebagai teladan. Dirunut dalam data kesejarahan, peristiwa penyerangan Sultan Agung tersebut terjadi dua kali, yaitu pada tahun 1628 dan 1629.

    Secara lebih spesifik, peran logistik lebih menonjol pada penyerangan Sultan Agung yang kedua. Dalam data kesejarahan, penyerangan Sultan Agung ke Batavia dimulai pada 21 Agustus 1629. Dua tersebut dipandang tepat sebagai momentum berdirinya Kebumen.
    Panjer pada masa Kyai Ageng Bodronolo telah memenuhi kriteria adanya pemimpin, wilayah, sistem, rakyat, yaitu nilai-nilai yang diperjuangkan serta sejarah bersama. "Oleh karena itu, bisa dikatakan Panjer (cikal bakal Kebumen) pada masa Kyai Ageng Bodronolo atau Kyai Gede Panjer Roma I merupakan daerah yang telah resmi berdiri secara ‘administratif’," bebernya.

    Meski dianggap paling  cocok, sayangnya, peneliti mengalami kesulitan mencari sumber data tanggal dan bulan, Kyai Ageng Bodronolo, diangkat menjadi pemimpin di Panjer. Untuk diketahui, penetapan Hari Jadi Kabupaten Kebumen tanggal 1 Januari 1936, saat ini merupakan berdasarkan waktu penggabungan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Kebumen.
    Penetapan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Lembaran Negara Hindia Belanda Tahun 1935 Nomor 629 tertanggal 31 Desember 1935. Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 1990. Hingga saat ini menjadi polemik dan kontroversi di masyarakat Kabupaten Kebumen. Penetapan hari jadi saat ini dinilai tidak tepat lantaran hanya mendasar pada keputusan pemerintah kolonial Belanda kala itu. Terdapat beberapa versi dinilai lebih tepat.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top