• Berita Terkini

    Rabu, 23 November 2016

    Wabup Ajak Setiap Jumat Tak Makan Nasi

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Musibah banjir dan tanah longsor yang kerap terjadi mengancam kerawanan pangan di Kabupaten Kebumen. Terlebih pada musim penghujan, potensi kerawanan itu kian tinggi menyusul ancaman bencana alam yang hampir menyebar di seluruh wilayah Kebumen.

    "Potensi ancaman rawan pangan kita cukup tinggi," kata Wakil Bupati Kebumen, Yazid Mahfudz, pada acara rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Kebumen, di Ruang Jatijajar Komplek Rumah Dinas Bupati, belum lama ini.

    Wakil Bupati meminta semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), camat dan pihak terkait agar melakukan langkah antisipasi. Dia meminta semua satuan kerja terkait agar melaksanakan langkah kongkrit dalam rangka penanganan wilayah yang masih rawan.   "Manfaatkan cadangan pangan yang ada untuk membantu para korban bencana secara tepat dan cepat," tegas Yazid Mahfudz.

    Dalam upaya mempertahankan dan meningatkan produksi bahan pangan, kata Yazid, SKPD terkait dan camat diminta melakukan langkah kesiapan pelaksanaan musim tanam ini. Terhadap pola konsumsi pangan yang belum beragam, pihaknya mengajak masyarakat agar mempertahankan pangan lokal. Seperti singkong, ganyong, dan umbi-umbian lainnya.

    Wakil bupati juga mengajak, untuk menggalakkan gerakan penganekaragaman konsumsi panga berbahan baku lokal. Hal itu agar ketergantungan terhadap beras maupun gandum secara bertahap dapat dikurangi.

    Untuk mempercepat tujuan tersebut, Pemkab Kebumen telah meluncurkan program one day no rice (sehari tanpa nasi). "Oleh karena itu saya minta semua acara di hari Jumat tidak menggunakan konsumsi berbahan baku beras," tegasnya.

    Sekretaris Dewan Ketahan Pangan Kabupaten Kebumen Gunadi, mengungkapkan sejumlah komoditas yang perlu mendapatkan perhatian serius. Seperti kedelai yang hasil produksinya belum dapat memenuhi kebutuhannya di Kabupaten Kebumen. Produksi kedelai pada 2016 mencapai 6.915 ton biji kering, ketersediaan 6.691 ton dan kebutuhannya 24.808 ton. Sehingga masih kekurangan 18.117 ton.

    Produksi kacang tanah juga masih belum dapat memenuhi kebutuhan. Kabupaten Kebumen masih kekurangan 2.711 ton karena produksinya hanya 1.958 ton. Padahal kebutuhannya mencapai 4.474 ton, sedangkan ketersediaanya hanya 1.762 ton.

    Tak hanya itu, Kabupaten Kebumen juga kekurangan ubi jalar. Kebutuhan ubi jalar di Kebumen mencapai 8.521 ton, sedangkan produksinya hanya 590 ton. Dengan jumlah ketersediaan 519 ton, atau masih kurang 8.002 ton.

    Meski demikian sejumlah komoditas mengalami surplus, seperti padi pada 2016 surplus sebesar 144.465 ton. Produksinya mencapai 437.833 ton, ketersediaan 274.220 ton dengan kebutuhan 129.755 ton. Komoditas lainnya yang mengalami surplus, jagung surplus sebesar 32.173 ton. Kebutuhan komoditas ini sebanyak 403 ton, sedangkan produksinya mencapai 34.781 ton dengan ketersediaan 32.576 ton.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top