• Berita Terkini

    Kamis, 24 November 2016

    Terganjal Aturan WTO, Bandara Boyolali Terancam Kandas

    TRI WIDODO/RADAR BOYOLALI
    BOYOLALI – Tiongkok yang digadang-gadang bakal menjadi investor pembangunan bandara yang megah di Boyolali terancam gagal. Hal itu disebabkan terbenturnya aturan kerja sama dari negara Tirai Bambu itu dengan World Trade Organization (WTO).

    Tiongkok mensyaratkan harus ada bank garansi dalam setiap investasi yang dilakukan. Sedangkan aturan dari WTO, aturan tersebut tak berlaku. Tiongkok termasuk salah satu dari tiga negara yang tak ikut dalam organisasi perdagangan dunia tersebut. Dua negara lain yang tak ikut meratifikasi organisasi perdagangan dunia itu yakni Israel dan Uni Soviet.

    Karena itu, Bupati Boyolali, Seno Samodro bakal mencari investor pengganti untuk merealisasikan pembangunan bandara yang lebih megah daripada bandara Soekarno Hatta (Soetta) Cengkareng.

    “Investor khan banyak, ada dari Amerika. Mungkin butuh waktu lebih lama untuk merealisasikan, tapi diskusi saya dengan Presiden Jokowi, secara prinsip Beliau mengizinkan asal ada dananya, dan sama-sama beriringan dengan rencana pengembangan Bandara Adi Soemarmo,” kata Seno, kemarin.

    Bupati mengaku sudah mendapat izin dari Presiden Jokowi, namun rencana masuknya investor dari Tiongkok untuk membangun bandara di Boyolali terkendala aturan kerja sama WTO. Sehingga Bupati tak mungkin melanggar aturan yang telah disepakati antara Indonesia dengan WTO

    “Masalahnya ada dua sistem yang berbeda. Kebetulan investornya dari Tiongkok, dan dalam investasi mereka mensyaratkan adanya bank garansi. Sesuai dengan hukum perdagangan di WTO, bank garansi ini sudah tidak berlaku,” jelas Seno.

    Bupati menyatakan terbenturnya dua aturan berbeda itu bukanlah kendala bagi Pemkab Boyolali untuk merealisasikan pembangunan bandara ini. Pihaknya masih punya calon investor lain yang tertarik untuk membangun bandara di Boyolali.

    “Saya akan bertemu dengan calon investor di Jakarta nanti akan dipandu langsung oleh tim dari BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Beri saya waktu sepekan lagi akan ada investasi yang luar biasa yang berencana masuk ke Boyolali,” imbuh Seno.

    Sebelumnya, Seno Samodro berniat membangun bandara yang lebih megah dibandingkan Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Cengkareng. Guna merealisasikan pembangunan bandara itu tanda tangan kerja sama atau memorandum of understanding (MoU) antara Bupati Boyolali Seno Samodro dengan investor asal Beijing, Tiongkok telah dilaksanakan.
    Pembangunan bandara itu mencapai Rp 450 triliun. Dana tersebut semua berasal dari investor. Untuk merealisasikan pembangunan bandara ini, bupati juga sudah berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Adi Soemarmo dan tak jadi masalah jika satu bandara lagi berada di Boyolali. (wid/edy)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top