• Berita Terkini

    Minggu, 13 November 2016

    Tebing Longsor, Penambang Terkubur Hidup-Hidup

    ILUSTRASI
    KLATEN – Aktivitas penambangan pasir dan batu di lereng Gunung Merapi kembali makan korban jiwa kemarin (12/11). Seorang penambang pasir manual, Beni Harno Utomo, 60, warga Dusun Trayu RT 17/RW 7, Desa Kendalsari, Kecamatan Kemalang, tewas tertimpa longsoran tebing. Peristiwa itu terjadi saat menambang pasir di Kali Woro.
    Kapolsek Kemalang AKP Nurwadi mengatakan, peristiwa nahas ini terjadi saat korban menggali pasir bersama dua rekannya. Yakni Paimin Amin Rahman, 38, dan Parwono, 39, di Kali Woro, Dusun Guwosari, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang.

    ”Kejadian sekitar pukul 07.00. Saat itu korban menambang pasir secara manual bersama dua rekan lainnya. Tiba-tiba tebing di belakang korban berjarak tiga meter dengan ketinggian 12 meter longsor menimbun korban. Timbunan longsor ini dengan ketebalan 12 sentimeter,” terangnya.

    Lantas kedua rekan korban teriak minta tolong kepada warga sekitar agar membantu  memberikan pertolongan. Bersama warga lain mengevakuasi korban, namun ketika ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia. ”Kondisi korban mengalami luka di beberapa bagian tubuh akibat tertimbun longsoran,” kata dia.

    Di antaranya memar di bagian dahi kiri dan tengah sekitar dua sentimeter, luka lecet di atas mata kanan dan pipi kiri serta luka robek di atas mata kiri dengan ukuran sekitar tiga sentimeter. Selain itu juga ditemukan luka lecet di kaki kiri dan lengan sisi kanan serta kiri. ”Korban juga mengalami luka lecet bahu kiri belakang, patah tulang di sisi lengan kiri bawah serta luka lecet di kaki kiri dan kanan," papar kapolsek.

    Mendapat laporan kejadian itu pihaknya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Termasuk memeriksa kondisi korban dengan melibatkan Puskesmas Kemalang. Dari hasil penyelidikan pihak kepolisian dengan disaksikan keluarga dan perangkat desa, tidak ditemukan tanda kekerasan. ”Pihak keluarga juga sudah menerima bahwa perkara tersebut murni musibah," jelasnya.

    Kejadian yang menimpa Beni merupakan kali kedelapan dalam dua tahun terakhir. Beberapa waktu sebelumnya, penambang pasir manual juga menjadi korban longsoran batu maupun pasir saat menambang.

    Melihat potensi longsor mengancam penambang, maka Camat Kemalang Pri Harsanto mengimbau para penambang manual meningkatkan kewaspadaan. Dari delapan kejadian longsoran yang menelan korban jiwa, mayoritas longsor terjadi di tebing sungai. Ceruk galian penambangan yang terlalu dalam membuat material pasir dan batu di atas mudah longsor karena tidak ada penyangga.

    ”Kepala desa melalui RT dan RW ini sudah mengimbau kepada para penambang. Mereka harus hati-hati dan waspada, terutama saat menambang di lokasi rawan longsor. Berulang-ulang kami sampaikan, jangan sampai kejadian seperti itu terulang kembali. Di musim seperti ini kalau perlu tidak perlu menambang karena cuaca ekstrem,” jelasnya. (ren/un)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top