• Berita Terkini

    Kamis, 17 November 2016

    Rombongan Kraton Solo Saksikan Rebutan Gunungan

    ILUSTRASI
    GROBOGAN – Ribuan warga Desa Tarub, Tawangharjo dan sekitarnya merebutkan dua gunungan kemarin (16/11). Rebutan gunungan ini salah satu rangkaian Haul Ki Ageng Tarub yang diperingati setiap 15 Safar.

    Prosesi rebutan gunungan dimulai dengan acara Keraton Solo dan sejarah Ki Ageng Tarub. Yaitu, penyambutan dan serah terima dari Keraton Solo yang dipimpin Pengageng Sasono Wilopo Keraton Surakarta Hadiningrat Gusti Ratu Wandansari di Balai Desa Tarub. Kemudian gunungan diarak dari balai desa ke lapangan sekitar satu kilomoter diiringin drum band.

    Sesampainya di pinggir lapangan desa, ribuan warga yang menunggu sejak siang tidak sabar. Gunungan yang baru sampai di pinggir lapangan langsung disambar ribuan warga. Bahwa banyak warga yang terjebur ke sungai demi mendapatkan gunungan. Bahkan, ada anak kecil dan orang tua tertimpa gunungan. Beruntung panitia langsung sigap dan menolong anak kecil dan orang tua yang tertindih. Meski berdesak-desakan dan terjatuh para warga tidak trauma. Mereka malah senang bisa mendapatkan hasil gunungan karena sudah dinanti satu tahun sekali.

    Dalam kurang dari 10 menit gunungan habis diambil warga. Ada yang mendapatkan kacang-kacangan, wortel, padi, jagung, dan lainnya. Sukarti, 60 warga Desa Pendem, Kecamatan Ngaringan mengaku, senang bisa mendapatkan sayuran dari gunungan. Menurutnya, sayuran yang didapat di gunungan bisa berkah dan melancarkan usaha.
    ”Tadi saya ambil sampai terjatuh dan terinjak-injak. Tetapi, bagi saya tidak masalah karena sayuran ini akan mendapatkan barokah nantinya,” kata perempuan yang setiap hari sebagai pedagang sayur di Pasar Ngaringan.

    Hal sama diungkapkan Pujiyem, 49 warga Desa Tarub, Tawangharjo. Tradisi mengambil hasil bumi dari gunungan sudah dilakukan setiap tahun. Hasil bumi yang didapat dari gunungan akan dicampur dengan masakan yang dimakan bersama keluarga. ”Saya percaya hasil bumi yang ada digunungan bisa digunakan obat agar sekeluarga bisa sehat semua,” terang dia.

    Sukat, salah satu panitia yang menyelamatkan anak yang terinjak-injak mengaku, bisa menyelamatkan anak ketika gunungan jatuh ke selokan. Kemudian ratusan warga berebut gunungan dan ada yang sampai naik ke atasnya. Lantas, dia berinisiatif terjun ke selokan dan menyelamatkan anak yang terinjak dengan melindunginya. ”Padahal saat itu saya masih bermain gamelan untuk iringan gunungan,” ujarnya.

    Kepala Dusun Tarub Daroji mengatakan, prosesi gunungan tersebut sebagai rasa syukur atas hasil bumi. Hasil bumi yang dibuat gunungan di antaranya, sayur-sayuran, buah buahan, padi, jagung, palawija dan hasil bumi lainya.

    ”Haul Ki Ageng Tarub sudah dilakukan rutin setiap tahun. Sebelumnya dilakukan acara pengajian dan khataman Alquran,” terangnya.

    Selain ada gunungan, Haul Ki Ageng Tarub yang dikenal sebagai sesepuh tanah Grobogan dan penurun raja-raja di Jawa diadakan acara tahlil dan doa bersama di area pemakaman. Ada ribuan warga yang datang ke makam dari berbagai daerah untuk ikut berdoa. ”Saat acara haul dilakukan doa dan penggantian kain mori di makam,” ujarnya.
    Dalam kesempatan itu, dihadiri Asisten III Pemkab Grobogan Mokh Nursahid dan Kepala Badan Kesbanglinmas Yudhi Sudarmunanto. Tampak pula, Kepala Kantor Kemenag Grobogan Moh Arifin. Haul juga dihadiri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wulansari berserta rombongan dari Keraton Surakarta. (mun/ris)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top