• Berita Terkini

    Kamis, 03 November 2016

    Ribuan Warga Purbalingga Masih Buta Huruf

    aditya/radmas
    PURBALINGGA - Masalah buta huruf ternyata masih ada dan dialami oleh sebagian masyarakat. Nyatanya, masih ada 6 ribu lebih masyarakat Kabupaten Purbalingga, yang hingga kini masih mengalami kesulitan dalam baca tulis atau buta aksara.

    Bupati Purbalingga H Tasdi SH MM mengatakan, buta huruf masih menjadi salah satu PR untuk Pemkab Purbalingga. Sebab, di Kabupaten Purbalingga sampai saat ini ada sekitar empat persen penduduknya atau kurang lebih 6 ribu warga yang buta huruf. Dari jumlah tersebut rata-rata orang buta huruf orang tua.

    Hal itu, dijelaskan oleh Mantan Ketua DPRD Purbalingga dua periode ini, ketika acara Seminar Peningakatan Minat Baca di Pendapa Dipokusumo, Rabu (2/11). Adanya masyarakat buta huruf tersebut, menjadikan indikasi rendahnya tingkat pendidikan.
    Hal tersebut, menjadi salah satu faktor rendahnya nilai indeks pembangunan manusia (IPM) Purbalingga. “Purbalingga ranking (IPM)-nya nomor 26 dari 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah,” ujarnya.

    Menurutnya ada tiga variable yang mempengAruhi nilai IPM diantaranya adalah masalah pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Di bidang pendidikan, yang menyumbang rendahnya IPM Purbalingga. Karena masyarakat Purbalingga mengenyam pendidikan sekolah rata-rata  hanya 7,6 tahun. “Jadi rata-rata pendidikan orang Purbalingga cuma lulus SD ditambah satu tahun enam bulan,” imbuhnya.

    Dia menambahkan, untuk bidang kesehatan, angka harapan hidup manusia di Purbalingga juga menurun yang tadinya usia harapan hidup sekitar 72 tahun, kondisi saat ini hanya 71 tahun. "Hal tersebut juga menjadi pengaruh rendahnya IPM Kabupaten Purbalingga," lanjutnya.

    Di bidang ekonomi pendapatan per kapita Purbalingga ternyata hanya Rp 1 juta, dari 301 ribu Kepala Keluarga (KK) atau dirata-rata baik yang bekerja maupun yang menganggur pendapatan per kapita masyarakat Purbalingga hanya  Rp 1 juta. Sehingga, menurut bupati, untuk memajukan dan meningkatkan semua itu harus ada pemberdayaan dan  peningkatan sumber daya manusia (SDM). "Salah satunya melalui seminar gerakan gemar membaca," katanya.

    Pihaknya juga menegaskan kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) agar bekerja sambil belajar dan belajar sambil bekerja. Walaupun sudah usia tua, sampai kapanpu harus tetap harus belajar. “Apabila, ASN kita tidak punya reponsibilitas yang bagus terhadapa perkembangan teknologi yang semakin canggih maka akan tergilas oleh zaman. Untuk itu, saya sepakat dengan adanya upaya gemar membaca, agar supaya ilmu pengetahuan kita bertambah dalam rangka meningkatkan SDM sehingga IPM kita akan naik,” bebernya.

    Sementara itu, Kepala Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah (KPAD) Kabupaten Purbalingga Drs Sidik Purwanto mengatakan, bagi masyarakat atau anak-anak membaca belum dianggap sebagai kebutuhan. Sehingga pihaknya melaksanakan  berbagai kegiatan, salah satunya gerakan meningkatkan minat baca melalui gerakan gemar membaca. Menurutnya membaca harus menjadi prioritas yang utama bagi masyarakat. (tya)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top