• Berita Terkini

    Senin, 28 November 2016

    Kesaksian Petruk Soal OTT Kebumen

    M Basikun Mualim alias Ki Petruk
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- M Basikun Mualim atau bisa disapa Ki Petruk menjadi salah satu saksi yang diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan ijon proyek Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kebumen.

    Setelah sempat beberapa kali tertunda, Kebumen Ekspres akhirnya berhasil menemui dan melakukan wawancara khusus di rumahnya, Gang Cempaka Jl Pemuda, Kebumen,  Senin (21/11) atau seminggu lalu atau sebelum menjalani pemeriksaan KPK dua hari setelahnya.

    Saat itu, Petruk menegaskan, diperiksa sebagai saksi oleh KPK menjadi salah satu kewajiban karena kebetulan dia berada di lingkungan orang-orang yang kemudian diperiksa KPK atas kasus tersebut. Petruk menegaskan, bukan berarti mereka yang diperiksa KPK bersalah semua.

    Petruk juga menceritakan soal kedekatannya dengan Bupati Kebumen, HM Yahya Fuad serta sudut pandangnya pada perkara dugaan suap ijon proyek Dikpora yang diawali operasi tangkap tangan (OTT) KPK berujung penetapan tersangka Mantan Ketua Komisi A DPRD Kebumen Yudi Trihartanto, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Sigit Widodo serta Direktur PT OSMA Hartoyo oleh KPK. Berikut wawancara selengkapnya dengan Petruk yang akan diterbitkan dua edisi mulai hari ini:

    1. Apa kabar Kang Petruk?
    Basikun Mualim (BM): Alhamdulillah baik. Bisa ketemu dengan jenengan. Meskipun berat badan agak turun.. (tersenyum)

    2. Menurut anda. Mengapa Kang Petruk harus berurusan dengan KPK?

    BM: Saya menggunakan ilustrasi. Ada sebuah peristiwa atau ada suatu kegiatan. Aktivitas. Yang melibatkan banyak pelaku. Begitu kan. Yang melibatkan banyak pelaku. Masing-masing pelaku itu dengan kepentingan-kepentingan. Ada yang kepentingannya itu positif ada yang kepentingannya negatif. Tidak mungkin di dalam satu persitiwa itu, antar pelaku tidak berinteraksi, meskipun punya kepentingan berbeda-beda.
    Nah, ketika terjadi sesuatu dengan soal itu, kegiatan itu, peristiwa itu, maka tentu saja siapa pun yang berada di lingkungan itu mau tidak mau harus menerima konsekuensinya. Maksud saya bisa diterima itu kan?
    Ada yang mungkin keterlibatannya di kegiatan itu karena A. Yang satu karena B yang satu karena C. Dan di lingkup itu, aktor-aktornya kan yo keton semua. Tapi apakah saya bisa membaca isi hati semua orang? Dia jahat dia tidak jahat. Saya lebih seneng menggunakan persepsi yang positif bahwa semua orang itu baik. Itu yang pertama.
    Yang kedua, dalam menjalin komunikasi dengan semua aktor yang ada di kegiatan tersebut, itu butuh teknik-teknik komunikasi yang sejuk yang bisa diterima oleh semua pihak. Kadang-kadang kita harus mengatakan cabe itu pedes tapi ya harus saya jawab pedes tapi ya gak pedes-pedes amat-amat lah. Itu teknik komunikasi.
    Jangan terlau berani pedes banget banget lah. Itu teknik komunikasi. Bisa diterima maksud saya. Saya tidak pernah berpikir suudzon siapa teman-teman yang bersama-sama saya terlibat dalam lingkup peristiwa itu.
    Yang hendak kami sampaikan, tidak semua orang yang terlibat dalam aktivitas tertentu itu semua memiliki niat yang sama. Jahat semua.. Tetapi ketika harus mengungkap peristiwa itu kok ada yang terindikasi kayak ada salah, ada yang tidak beres, agar itu bisa diketahui, semua pihak yang ada situ, yang ada di lingkup kegiatan itu, mau tidak mau wajib hukumnya bersedia memberi keterangan.. Itu seperti itu.Bersalah ketika saya tahu saya tidak memberikan informasi.


    3. Berapa kali Anda dimintai keterangan KPK?

    BM:Seingat saya sudah 3 kali.

    4. Boleh tahu apa saja materi pertanyaan KPK atau apa yang anda sampaikan kepada KPK?

    BM: Pertama mengklarifikasi apakah saya betul saya orang dekatnya Bupati.. Sudah tak jawab. Sampeyan tadi sudah tak kasih informasi. Saya itu menghadap beliau kalau tidak acara resmi atau dengan undangan resmi ya tidak ngadep. Kalau kemudian publik membaca saya dekat (dengan bupati).. Itu karena saya rajin nggolek (nyari) foto kegiatan beliau kemudian saya posting... Sehingga kesannya saya dekat mengikuti kegiatan beliau moto-moto kegiatan beliau itu karena saya rajin mencari. Itu lho. Kegiatan saya sehari-hari dimana, ya di rumah di pojok kursi. Salah satunya itu.
    Yang kedua, opini, seakan-akan saya itu bisa mengatur birokrasi. Birokrasi  takut dengan saya birokrasi manut dengan saya. Itu yo berlebihan lah. Berlebihan. Selama ini saya hadapi justru untuk sowan dengan birokrasi ya mekanismenya tidak beda dengan yang teman-teman lain. Dan sangat  profesional birokrasi kita. Artinya bukan birokrasi yang siapapun bisa bebas keluar masuk. Kalau kepentingannya tidak jelas yang gak mungkin diberi kesempatan berkomunikasi.. Jadi gak bener kalau seperti itu.

    5. Anda pernah mengatakan, diperiksa KPK karena dekat dan kenal dengan tersangka juga berapa saksi yang diperiksa dalam kasus ini. Anda kenal Hartoyo?
    BM: Tahu ya kenal tidak.  Beliau orang besar pengusaha sukses sedangkan saya aktivis. Orang-orang seperti beliau itu alergi terhadap saya yang aktivis. Birokrasi juga alergi.

    6. Anda percaya Hartoyo memiliki pengaruh besar di Dikpora dan bisa mengatur semua proyek agar jatuh kepadanya?

    BM: Percaya saya. Saya mendengar itu sudah lama.


    7. Anda percaya seorang Kabid seperti Sigit Widodo bergerak sendiri dalam dugaan kasus ijon proyek Dinas Dikpora? Atau dia hanya bergerak atas "perintah" orang lain?

    BM: Saya kok gak yakin dia alat orang. Dia punya kecerdasan untuk bermain.  Punya relasi dan mungkin bisa memanfaatkan relasi untuk dia. Bisa fasilitasi itu. Saya melihat dia terputus dari yang lain.

    8. Kalau Yudi Trihartanto sebagai korban anda percaya?
    BM: Percaya. Tapi saya katakan apapun membantu itu baik. Niatnya membantu Lilla Hita'ala baik. Tetapi ternyata ruangnya itu lho. Nek cara sinomane dia berada di tempat yang salah. Ya kan. Saya percaya dia nggak dapat serupiahpun dari situ.

    9. Dalam sejumlah kesempatan, Anda disebut dekat dengan Mantan Ketua Fraksi PDIP DPRD Kebumen Dian Lestari yang juga diperiksa KPK. Seberapa dekat anda dengan Dian Lestari? Menurut anda apa sebenarnya yang terjadi dengan adanya dugaan suap ijo proyek Dikpora ini?

    BM: Saya melihat dari sekian anggota DPRD yang saya jujur mengakui itu cerdas, salah satunya Dian. Yang pertama itu. Yang kedua, kepentingan publik salah satu yang disuarakan di bidang pendidikan adalah bagaimana meminimalisir beban-beban pengeluaran wali siswa terhadap hal-hal yang membebani siswa..

    Tidak semua kebutuhan-kebutuhan di sekolah itu bisa dibiayai oleh dana BOS. Alangkah baiknya kalau hal-hal yang tidak bisa dibiayai dana BOS itu tidak dibebankan wali siswa . Itu termasuk salah satu yang saya tahu komitmennya Bupati seperti itu. Konsekuensinya apa. Melalui mekanime kebijakan yang mestinya kita menempuh penyaluran aspirasi publik  melalui legislatif.

    Yang saya tahu, orang yang agak mudah diajak berpikir itu Dian. Maka saya sampaikan aspirasi itu melalui Bu Dian. Ini harus dibedakan sebetulnya.  Kedekatan pada saat saya sedang mengawal sebuah aspirasi agar masuk menjadi kebijakan dengan ketika sebuah kebijakan itu sudah jadi.

    Maksudnya begini. Saya mengusulkan kegiatan A itu. Ranah itu masih pada bingkai kegiatan sampai dengan A itu terakomodir masuk di perencanaan dan masuk di anggaran. Masuk di APBD. Belum bisa dikatakan saya berhasil mengawal kebijakan kalau kegiatan itu belum diakomodir dalam penganggarannya. Bisa diterima ini kan. Wis diusulke tapi dianggarke ora nang APBD ? Ora. Ya ora bakal terealisasi. Maka mesti kita dorong sampai dianggarkan di APBD. Itu perjuangan.


    Yang menjadi soal. Menurut saya ini masih batas-batas kewenangannya dewan. Menampung aspirasi memasukkan usulan masyarakat menjadi satu kebijakan di perencanaan dan penganggaran daerah. Itu kewenangan dewan disitu.

    Yang menjadi persoalan adalah setelah itu masuk di APBD mestinya dewan berhenti.


    10. Lalu seperti apa yang terjadi di lapangan, setidaknya menurut sudut pandang anda?

    BM: Nah Yang terjadi justru itu mungkin. Ee Beberapa anggota dewan itu menganggap itu aspirasinya itu pokok-pokok pikirannya.  Sehingga dia perlu tahu betul apakah kegiatan tersebut sudah dianggarkan dan juga akan dilaksanakan sesuai dengan peruntukan yang dia inginkan itu seperti itu maksud baiknya.

    Kalau kemudian di belakangan hari muncul sampai terjadi tangkap tangan, itu kan ada yang berkepentingan untuk memanfaatkan kegiatan tersebut menjadi penikmat. Penikmat dalam tanda petik ini sudah masuk mekanisme pengadaan barang dan jasa. Awal, mekanime usulan kegiatan.  Setelah menjadi kegiatan tahap berikutnya kan mekanisme pengadaan barang dan jasa. Kalau DPR masuk ke sini itu namanya menyalahi kewenangan.  Ini sudah memasuki wilayah teknisnya SKPKD.

    Bagaimana  menjaga situasi agar tetap dinamis tetap kondusif? Itu ngemong itu ya gak gampang, Gaduh.  Itu. Tapi kan juga komunikasi menghadapi kayak gitu kan sulit. Konsekuensinya akhirnya komunikasi dengan lintas dinas agar situasi tetap kondusif. Itu sudah ranah pihak lain. Bisa diterima ini maksud saya.

    11. Sejak mencuatnya perkara ini, apakah Anda pernah berkomunikasi dengan Dian Lestari sejauh ini?

    Basikun Mualim (BM):Tidak pernah. Menurut saya menghargai proses. Sama sama sebagai saksi, menjaga komunikasi ya dalam rangka menghargai KPK berjaan apa adanya. Seperti itu.

    12.Bagaimana anda menanggapi seorang Dian Lestari punya kemampuan mengorganisir kasus ini?

    BM: Saya hanya berbicara dia cerdas orang lincah. Politisi berpengalaman. Kalau apakah mengorganisir atau tidak saya tidak tahu. Yang jelas dia Ketua Fraksi. Tak mungkin orang yang tidak punya kapasitas ditunjuk sebaai ketua fraksi.



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top