• Berita Terkini

    Jumat, 18 November 2016

    Kepincut WNA India, Perempuan Grobogan Kabur dari Rumah

    ILUSTRASI
    GROBOGAN – Nur Istianah, warga Desa Karanggeneng, Godong, nekat meninggalkan rumahnya sejak sembilan tahun lalu. Kepergiannya itu, tanpa meninggalkan kabar sedikitpun kepada pihak keluarga.

    Hal itu membuat keluarga gelisah. Sebab, kepergiannya bukan karena masalah keluarga. Tapi soal cinta. Nur Istianah diketahui mencintai WNA asal India bernama Logistian.

    Ceritanya, setelah lulus dari MTs Kebong Agung sekitar tahun 2000, Istianah memutuskan bekerja menjadi TKI di negara Arab Saudi. Selama empat tahun dia menjadi TKI legal di negara timur tengah tersebut, yakni sejak 2000-2004. Kemudian berlanjut menjadi TKI di Malaysia selama dua tahun sebagai pembantu rumah tangga (PRT).

    Dari situlah, kali pertama Nur Istianah bertemu dengan Logis -sapaan akrab Logistian- pria asal India. Setelah kenal lama, Nur Istianah memutuskan pulang ke Grobogan, tepatnya tahun 2007 silam. ”Selang beberapa hari di rumah, pria itu menyusul dan berniat meminang anak saya,” ujar orang tua Nur Istianah, Lasmi saat ditemui di kediamannya kemarin.

    Selama dua minggu Logistik mengajak Istianah keliling Kota Semarang. Tujuannya, mengurus paspor, tiket hingga ke Kantor Imigrasi. Pria tersebut berencana mengajak Istianah kembali ke Malaysia.

    Sebab, rencana pernikahan mereka tidak direstui orang tuanya. Alasannya, berbeda agama. “Dari situ, WNA asal India tersebut pulang ke Malaysia terlebih dahulu,” katanya.

    Namun tak berselang lama, Istianah ingin menyusul kekasihnya. Sebelumnya, Istianah sudah dikirim uang Rp 5 juta oleh Logis untuk modal keberangkatan ke Malaysia. ”Mengetahui hal itu, orang tua melarangnya. Bahkan bapak saya menyita paspor, ponsel beserta tiket yang sudah lama dipesannya. Tujuannya, Istianah tidak bisa pergi,” jelas kakak kandung Istianah, Rofiah, 37.

    Namun, Istianah tak kehilangan ide untuk pergi dari rumah. Dia nekat pergi dalam keadaan marah. Istianah hanya berbekal dompet dengan uang Rp 5 juta dan KTP. ”Semula pamitnya pergi ke rumah temannya di Mijen. Ternyata kami menduga ke Malaysia. Dia masih saja nekat pergi tanpa membawa baju-baju,” tegasnya.
    Sejak kepergiannya pada Oktober 2007 itu, Istianah tidak diketahui lagi kabar beritanya hingga sekarang. ”Sudah sembilan tahun, tidak ada kabar dan tidak ada yang mengetahui adik saya (Istianah) di mana sekarang,” ucapnya.

    Bambang Ahmad Saifudin, 39, kakak kandung pertama Istianah menduga, adiknya kembali ke tempat kerjanya yang dulu di kawasan Selangor, Malaysia. Pihak keluarga juga sudah tanya-tanya ke sejumlah teman Istianah, baik di Grobogan maupun Malaysia. Tapi hasilnya nihil. ”Semuanya bilang tidak tahu,” tegasnya.
    Rencananya, Bambang akan terbang ke Malaysia sendiri mencari adiknya. Hanya waktunya kapan belum tahu. Masih mempersiapkan segala sesuatunya, mengingat untuk ke sana anggarannya tidak sedikit.

    Ketika pulang ke Grobogan, Istianah sempat membawa album foto pemberian kekasihnya selama di Malaysia. Di mana setiap foto tertulis tempat, bahkan ada foto yang tertulis harapannya memiliki dua anak yang telah dia tulis namanya.

    ”Ada satu foto yang sisi belakangnya tertulis dua nama, anak perempuan dan lelaki. Lelaki dia ingin memberi nama Lutfi Diffa Husby, dan perempuan bernama Asmara Nadia Husby,” tandasnya.

    Saat ini, keluarganya berharap Istianah memberi kabar. Keluarganya akan menerima dengan lapang dada apapun keadaan Istianah. ”Bersyukur lagi Istianah mau pulang, apapun keadaannya. Kalaupun dia sudah berkeluarga, kami akan menerima dengan senang hati dan lapang dada. Bapak dan ibu sangat merindukannya,” harap Bambang.
    Pihaknya juga berharap siapapun yang mengenal atau mengetahui keberadaan Istianah di Malaysia agar menghubungi pihak keluarga. (int/lil)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top