• Berita Terkini

    Rabu, 09 November 2016

    Grebeg Lowano Sedot Ribuan Warga

    PURWOREJO- Pelaksanaan Grebeg Lowano yang kembali digelar pemerintah Desa Loano menarik ribuan masyarakat untuk menyaksikan. Ritual yang menggambarkan perjalanan sejarah Kadipaten Lowano itu, dimulai dari halaman Masjid As Sakinah Tanuprayan hingga Masjid Jami Al Iman Loano.

    Warga tumpah ruah di sepanjang perjalanan yang mengarak 13 ancak berisi tumpeng dan 3 gunungan yang dihiasi aneka hasil bumi. Kereta kencana yang dinaiki kepala desa serta sejumlah pejabat Pemkab Purworejo juga ikut diarak. Selesai diarak, gunungan dan tumpeng didoakan oleh kiai setempat, untuk kemudian diperebutkan oleh masyarakat.

    Menurut Kades Loano, Sutanto, mengatakan, kegiatan itu merupakan usaha desa dalam nguri-uri tradisi leluhur. Selain itu, Grebeg Lowano juga untuk mengenang kembali perjuangan para adipati yang pernah memimpin Kadipaten Lowano. "Sembilan adipati, mulai Pangeran Haryo Bangah yang mendirikan Kadipaten Lowano sekitar tahun 1200 Masehi, hingga Adipati Gagak Handoko. Grebeg menjadi sarana mengenalkan kearifan lokal Loano kepada masyarakat," kata Sutanto.

    Dijelaskan bahwa tradisi turun temurun tersebut sudah lama tidak dilakukan masyarakat. "Grebeg Lowano terakhir dilakukan tahun 1942 dan 1952, setelah itu tidak dilakukan, dan baru dimulai lagi tahun 2016 ini," jelasnya.

    Dikatakan, pemerintah desa berencana melaksanakan Grebeg Loano secara rutin setiap enam tahun sekali. "Kegiatan itu akan rutin kami dilaksanakan, mengingat kami juga merintis Desa Loano menjadi desa wisata budaya," ungkapnya.

    Sementara itu Sekda Purworejo Drs Tri Handoyo MM mengungkapkan bahwa tradisi ini bukan saja sebagai salah satu bagian dari upaya penghormatan kepada leluhur sekaligus ‘nguri-uri’ budaya lokal, tetapi sekaligus juga menjadi agenda wisata di Kabupaten Purworejo, yang mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

    "Di sisi lain, kegiatan ini juga menunjukkan bahwa pemerintah dan masyarakat Desa Loano sangat tanggap dan responsif dengan program yang sering kami sosialisasikan, yakni program satu desa satu produk (one village one product), yang tentunya akan sangat mendukung peningkatan daya saing di era global menuju kesejahteraan bersama," katanya.

    Terlebih menurutnya, dengan akan dibangunnya mega proyek Bandara Udara di Desa Palihan Temon Kabupaten Kulon Progo, nantinya akan menambah aktivitas ekonomi di Kabupaten Purworejo. "Dengan adanya aktivitas transportasi skala internasional di Kabupaten Kulon Progo, dimungkinkan akan menambah geliat industri dan kunjungan wisata di Kabupaten Purworejo, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tandasnya. (ndi)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top