• Berita Terkini

    Jumat, 25 November 2016

    Dindik Banjarnegara Tarik Ribuan Buku Pendamping Penjasorkes SD

    UJEHARTONO/RADARBANYUMAS
    BANJARNEGARA – Sebanyak 10 ribu buku pendamping Penjasorkes untuk kelas 5 SD di Banjarnegara ditarik. Nantinya, buku pendamping yang memuat kata-kata vulgar ini akan disobek bagaian tertentu sebelum kemudian dikembalikan lagi ke siswa.

    Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dindikpora) Banjarnegara Noor Tamami penarikan buku Penjasorkes untuk kelas 5 SD ini karena sebelumnya telah menimbulkan polemik di masyarakat.

    Kelompok kerja guru (KKG) Penjasorkes ini diminta membawa buku pendamping ke kantor Dindikpora “Jumalah buku pendamping ini sekitar 10 ribu buku pendamping dari 20 kecamatan yang ada di Banjarnegara. Saya minta hari ini semua buku ditarik,” kata dia, Kamis (24/11).

    Nantinya, keberadaan buku pendamping tersebut akan diseleksi oleh tim khusus. Untuk halaman yang memuat kata-kata tidak pantas akan disobek, sehingga saat buku tersebut dikembalikan ke siswa sudah tidak ada lagi kata-kata vulgar. “Karena nanti tanggal 5 Desember siswa SD sudah mulai ujian.

    Makanya, buku ini tetap dikembalikan sebagai bahan belajar siswa. Asalkan sudah benar-benar tidak ada kata-kata vulgar baik di halaman soal-soal maupun di meterinya,” terangnya. Noor Tamami meminta kepada penyusun buku baik KKG maupun MGMP untuk lebih teliti dalam membuat buku pendamping. Salah satunya dengan membentuk tim penanggung jawab yang bertugas menyeleksi buku-buku sebelum diberikan kepada siswa.

    Baik buku pendamping maupun buku-buku dari kementerian. “Ini harus dijadikan pembelajaran smeua pihak. Untuk mata pelajaran tertentu seperti biologi, agama, bahasa Indonesia, IPS serta Penjasorkes ini harus benar-benar teliti,” tambah dia. Sementara itu, Ketua KKG Penjasorkes Banjarnegara Tri Agus Prasetijo menambahkan, buku pendamping ini tidak lagi digunakan untuk kelas 5 SD tahun ajaran berikutnya.

    Sebab, untuk tahun ajaran 2017/2018 kelas 5 SD sudah menggunakan kurikulum 13. “Tahun ajaran ini baru kelas 1 dan 4 yang sudah menggunakan kurikulum 13. Tahun depan baru menyusul kelas 2 dan 5. Hanya, apakah materi soal reproduksi kembali diajarkan, kami masih menunggu ketentuan yang ada,” tutur Agus. (uje)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top