• Berita Terkini

    Kamis, 01 Desember 2016

    Demi Ibadah,Ibu-ibu Buruh Tani ini Gelar Shalat di Pinggir Jalan

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Beribadah merupakan suatu kewajiban bagi setiap umat beragama. Sebuah kewajiban harus senantiasa dijalankan meski dalam kondisi apapun, kecuali darurat. Hal itu pula yang dilaksanakan oleh para buruh tani di Kebumen ini. Meski  jauh dari mushola, mereka tetap menjalankan sholat meski di tepi jalan.

    Pemandangan ini lumrah dijumpai di Kebumen. Seperti terlihat di Jalan Petanahan – Guyangan, tepatnya berada di Desa Podourip Kecamatan Petanahan, kemarin.  Saat waktu sholat tiba, para buruh tanam yang mayoritas kaum perempuan itu beristirahat sejenak sekaligus menunaikan ibadah sholat. Itu dilaksanakan dengan menggelar tikar di tepi jalan. Itu dilakukan pasalnya di kawasan sawah tersebut memang jauh dari mushola. “Meski jauh, namun sholat merupakan kewajiban yang harus dijalankan,” tutur Kartinem (40) salah satu buruh tani ditemui kemarin.

    Tidak mudah untuk dapat melaksanakan sholat bagi para buruh tani atau biasa disebut buruh tandur itu. Sebab  saat menanam padi tentunya pakaian, kaki dan tangan mereka kotor terkena lumpur. Untuk itu sebelum melaksanakan sholat, para buruh tersebut terlebih dulu mencuci kali dan tangan hingga bersih. Setelah itu mereka akan mengganti pakaian yang digunakan untuk bekerja dengan pakaian yang bersih. Setelah siap baru  menggelar tikar dan mengenakan mokena. “Kami bergantian mukena dan tempat dengan sesama buruh,” paparnya.

    Penghasilan menjadi buruh tandur tidaklah banyak. Umumnya sawah dengan ukuran 30 ubin dikerjakan oleh satu orang buruh tandur. Adapun upah yang diterima yakin Rp 50 ribu rupiah. Perbandingan itu umum digunakan oleh petani di wilayah tersebut.  Jika lahan sawah berukuran 60 ubin, maka cukup dikerjakan oleh dua orang dengan biaya Rp 100 ribu. “Kadang 30 ubin selesai tidak sampai sehari, tapi kadang juga tidak selesai,” paparnya.

    Apa yang dilakukan oleh para buruh tandur yang  tetap menjalankan kewajibannya, tentunya patut untuk diapresiasi. Meski dengan segala keterbatasan dan harus bekerja dibawah panasnya terik matahari, mereka tidak melupakan kewajiban terhadap sang pencipta. “Beribadah selain merupakan sebuah kewajiban juga merupakan bentuk ungkapan rasa syukur kepada Alloh SWT.  Rasa syukur diucapkan dengan membaca hamdalah dan melakukan tindakan baik serta beribadah,” ucap Kartinem. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top