• Berita Terkini

    Rabu, 16 November 2016

    Bayi Dibuang di Selokan Gegerkan Boyolali

    BOYOLALI – Kasus pembuangan bayi kembali terjadi di wilayah Boyolali. Bayi malang yang masih dalam kondisi hidup itu dibuang di selokan belakang rumah di Dusun Randukuning, Desa Glintang, Kecamatan Sambi, Senin petang (14/11). Bayi tersebut diperkirakan baru berusia satu jam setelah dilahirkan.

    Penemuan bayi itu bermula ketika Pujiastuti, warga setempat, tengah mendampingi anak perempuannya belajar mengaji usai salat magrib. Saat nyimak anaknya membaca, tiba-tiba kaget mendengar suara mirip kucing kecil dari belakang rumah. Awalnya merasa biasa saja, karena suara tersebut sudah biasa didengar.

    Namun setelah diperhatikan, suara seperti kucing itu tak berhenti. Hingga pada akhirnya curiga dan penasaran. Lantas memutuskan mencari asal suara tersebut. Penelusuran asal suara itu mengarah ke selokan samping rumah.

    Betapa kagetnya dia mendapati sesosok bayi tepat di bawah pipa paralon pembuangan limbah kamar mandi. Bayi itu terbungkus plastik warna hitam. ”Saya bilang ’Tenang Nak, ini ibumu’ bayi itu langsung diam,” tuturnya.

    Puji lantas memanggil Juwarso, sang suami mengangkat bayi tersebut. Ternyata bayi masih hidup dengan kondisi tali pusar masih menempel. Selanjutnya dibawa ke rumah bidan Dyah S. Djumadi, Dusun Kuncen, Desa Tanjungsari, Kecamatan Banyudono. ”Dibawa kesana, karena kebetulan bidan desa baru tugas ke Jakarta,” kata sumber di Polsek Sambi.

    Kabar penemuan bayi langsung menyebar dan didengar warga sekitar. Mereka tidak menyangka ada orang tua yang tega membuang bayi ke selokan. Beruntung bayi ditemukan dalam keadaan selamat.

    Bahkan, beberapa warga berusaha mengecek kondisi bayi ke rumah bidan. Ada pula warga yang kasak-kusuk untuk mengadopsi bayi itu. Hanya saja, warga belum tahu bagaimana prosedur untuk mengadopsi.

    Kapolsek Sambi AKP Bambang Rusito Muryono mengaku masih memburu orang tua yang tega membuang bayi tersebut. ”Berdasarkan keterangan bidan, bayi ini berusia satu jam sebelum ditemukan,” jelasnya.

    Banyak warga yang berniat mengasuh bayi mungil tersebut. Akan tetapi prosesnya tak semudah itu. Harus melalui prosedur yang berlaku. ”Yang mau mengadopsi banyak sekali. Bahkan ini, ibu yang menemukan pertama kali bayi tersebut juga sudah membikin slametan (tasyakuran, Red) untuk bayi itu,” tandas Bambang. (wid/un)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top