• Berita Terkini

    Jumat, 04 November 2016

    Aksi 4 November, FKUB Serukan Kerukunan Umat Beragama

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kebumen menghimbau agar semua pihak senantiasa menjaga kerukunan, perdamaian, persatuan dan kesatuan. Masyarakat diminta tidak terprovokasi dengan isu-isu yang ingin memecah belah bangsa. Seruan itu dilakukan menjelang aksi demo 4 November di Jakarta.
    Ketua FKUB Kabupaten Kebumen Moh Dawamudin, mengatakan Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun. Bahkan predikat ini menjadi cermin kepribadian Bangsa Indonesia di mata dunia internasional. Indonesia adalah negara yang majemuk, bhineka dan plural.

    Indonesia terdiri dari beberapa suku, etnis, bahasa dan agama. Namun terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi kemerdekaan Indonesia. "Namun, akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyak kalangan karena ada beberapa kasus kekerasan yang bernuansa agama," kata Moh Dawamudin, pada acara silaturahmi lintas agama di Ruang Jatijajar Komplek Rumah Dinas Bupati Kebumen, Kamis (3/11).

    Sebanyak  120 tokoh agama baik dari NU,  Muhammadiyah,  LDII,  Katolik dan Kristen mengikuti pertemuan kemarin. Acara dimoderatori oleh Rektor IAINU Kebumen Dr Imam Satibi MPdI, dengan menghadirkan nara sumber yakni Ketua FKUB dan Kapolres Kebumen AKBP Alpen SH SIK MH. Sementara, Bupati Kebumen HM Yahya Fuad tak terlihat dan mewakilkan kepada Sekda Adi Pandoyo.
    Menurut Dawammudin, kerukunan umat beragama merupakan bentuk sosialisasi yang damai dan tercipta berkat adanya toleransi agama. Dia mengajak umat beragama, untuk saling pengertian dan menghargai tanpa adanya diskriminasi dalam apapun, khususnya dalam masalah agama.  "Karena pada dasarnya tuhan itu telah menjamin kebebasan untuk memeluk dan memilih agama," ujarnya.
    Ia menambahkan, setiap agama mempunyai aturan masing-masing dalam beribadah. Namun, perbedaan tersebut bukan alasan untuk berpecah belah. "Sebagai satu saudara dalam tanah air yang sama. Kita harus menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia untuk bersama-sama membangun negara ini menjadi yang lebih baik," tegasnya.

    Sementara, Kyai Munir tokoh ulama lainnya memberikan tanggapan kepada ulama untuk tidak seperti drum kosong yang seenaknya dapat digelindingkan. Ulama bisa melihat kasus ini yang lebih bersifat politik dibandingkan muatan agama. Sedangkan Kyai Supyan Al Hasani Alian meminta semua pihak tetap menjaga harmonisasi antara pemeluk agama.  “Semua harus mengendalikan perkataan untuk tidak saling menghujat, karena hal itu bersifat sensitif dan berbahaya,” paparnya.


    Kapolres Kebumen AKBP Alphen meminta masyarakat berhati-hati dalam beraktivitas di media sosial. Masyarakat diminta tidak memudah menyebarluaskan informasi bernada provokatif melalui akun media sosial. "Kalau tidak paham betul jangan komentar dan nggak usah disebarluaskan," pinta Kapolres.

    Sekda Adi Pandoyo, mengapresiasi forum silaturahmi lintas agama tersebut. Acara tersebut dapat menjadi wahana untuk menjalin tali silaturahmi, sekaligus menguatkan kebersamaan dan komitmen untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Serta situasi yang sejuk dan kondusif di Kabupaten Kebumen. "Demi terjaminnya keberlangsungan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan maupun pelayanan kepada masyarakat," tuturnya.

    Pemandangan terlihat berbeda justru terlihat di Kampus STIKes Gombong. Ratusan orang kader Muhammadiyah berangkat menuju ibu kota untuk mengikuti aksi 4 November. Tampak kemarin, Kapolres Kebumen melepas rombongan.

    Koordinator Kebumen Mundir Hasan SPd mengatakan, beberapa elemen yang mengikuti aksi ke Jakarta yakni, Hidayatulloh Kebumen, IIBF Kebumen, Yayasan At Thoriq Gombong, Al Furkon Kutowinangun, BKMK Kebumen dan organisasi Muhammadiyah. “Kami berangkat atas inisiatif dari sendiri-sendiri masing-masing elemen. Muhammadiyah tidak melarang namun juga tidak menyuruh,” ucapnya. (ori/mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top