• Berita Terkini

    Senin, 14 November 2016

    30.000 Santri Kudus Longmarch di CFD

    DONNY SETIYAWAN/RADAR KUDUS

    KUDUS – Sebanyak 30 ribu santri melakukan longmarch dalam acara Mlaku-mlaku Bareng Santri di caf free day (CFD) Alun-alun Simpang Tujuh Kudus, kemarin. Tak hanya berjalan, mereka juga membawa poster dan spanduk berisi ajakan untuk menampakan wajah Islam yang damai.

    Sejumlah pesan yang tertulis para santri itu, misalnya NKRI Harga Mati, Kedepankan Islam Ramah bukan Islam Marah, Kiaiku Pahlawanku, Santri Tolak Radikalisme, dan Santri Anti Khilafah.

    Para santri juga peduli dengan problem di daerah. Itu terlihat pada spanduk berisikan Kudus No Drugs, dan Kudus No Karaoke yang dibawa mengelilingi jalan-jalan protokol.

    Acara yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kudus, ini dikemas dengan tajuk Mlaku-mlaku bareng santri. Aksi ini dibuka langsung Bupati Musthofa sekitar pukul 06.00.

    Bupati yang didampingi Rois Syuriah PC NU KH Ulil Albab Arwani dan Ketua Tanfidiyah Abdul Hadi mengharapkan, acara ini tidak hanya bersifat formalitas. Lebih dari itu, santri diharapkan menjadi model atau panutan baik di Kudus maupun Indonesia. ”Dengan mengucap bismilahirahmanirahim, saya berangkatkan Mlaku-mlaku Bareng Santri,” ucap Bupati Musthofa yang kemudian dilanjutkan dengan pelepasan balon.

    Mlaku-Mlaku Bareng Santri ini, melewati sejumlah ruas jalan. Di antaranya, Jalan Ahmad Yani, Jalan Basuno, Jala Wachid Hasyim, Jalan Sunan Kudus hingga finish di Alun-alun. Jalan sehat ini berjalan relatif lancar dan terkendali.

    Panitia Pelaksana Muhamad Sarmanto Hasyim menyampaikan, kegiatan ini tak sekadar gebyar rangkaian hari santri dan memperingati hari pahlawan. Lebih dari itu, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi antitesa dari aksi atau gerakan yang menghkhawatirkan keutuhan NKRI.

    ”Islam itu agama yang damai. Mari kedepankan Islam yang ramah, bukan Islam marah,” kata Sarmanto menyitir ungkapan yang kerap dikeluarkan bapak pluralisme Gus Dur tersebut.

    Pengajar Madrasah Qudsiyyah Abdul Jalil menambahkan, dengan berbagai kegiatan yang menyuarakan kedamaian, berarti santri Kudus terus mengistiqomahkan ajakan kerukunan meski berbeda-beda.
    ”Sunan Kudus berpesan hidup rukun bagi generasi penerus dengan membuat menara berdampingan dengan masjid,” katanya. Demikian juga diteruskan oleh ulama masa kini, seperti KH Sya’roni Ahmadi yang selalu berpesan umat Islam agar rukun meski golongannya berbeda-beda.

    Selepas jalan santai, para peserta menikmati berbagai hiburan musik religi. Sejumlah peserta juga mendapatkan ratusan doorprize. Hadiah utama berupa sepeda motor berhasil dibawa pulang oleh siswa kelas V MI NU Khuriyatul Fikri Desa Pasuruan Lor, Jati.

    ”Saya berdoa dapat mesin cuci. Karena ibu di rumah belum punya mesin cuci. Tapi alhamdulillah malah dapat motor. Bisa buat bapak,” ujar Lia Anggraini, 10, yang didampingi gurunya Khusnudin.

    Putri pasangan Nur Fauzi dan Handayani ini mengaku senang sekali dapat doorprize tersebut. Dia tidak menyangka dapat hadiah itu. ”Tak pnya firasat apapun. Tapi malam harinya sempat salat Tahajud berdoa agar membawa pulang doorprize,” imbuhnya. (him/lil)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top