• Berita Terkini

    Senin, 03 Oktober 2016

    Tradisi Labuhan Nelayan Pantai Pasir Kecamatan Ayah

    sudarnoahmad/ekspres
    Ritual Wajib Setahun Sekali Sebelum Melaut

    Nelayan Pantai Pasir memiliki tradisi turun temurun yang rutin digelar setiap tahun sekali. Tradisi sedekah laut, yang dalam bahasa setempat disebut labuhan itu sebagai ritual wajib yang dilakukan sebelum melaut setelah mereka melewati musim paceklik.

    SUDARNO AHMAD NASHORI, Ayah

    Nelayan Pantai Pasir Kecamatan Ayah menggelar upacara larung sesaji "labuhan" sebagai bentuk rasa syukur atas mulai melimpahnya hasil tangkapan ikan.
       
    Ribuan nelayan dari lima desa, yakni Desa Pasir, Banjararjo, Jintung, Srati di Kecamatan Ayah, dan Karangbolong, Kecamatan Buayan mengikuti ritual rutin yang digelar setahun sekali itu. Ritual itu, digelar setiap memasuki musim kapat pada hari Jumat Manis, menurut penanggalan jawa.
       
    Sebelum larung sesaji, ribuan nelayan itu terlebih dulu mengikuti kenduri bersama dibawah gubug panjang beratap dan beralaskan blarak (daun pohon kelapa kering). Mereka membawa makanan sendiri dari rumah dan memakan bersama-sama setelah didoakan oleh Ki Pelabuh (semacam juru kunci).  
       
    Setelah kenduri, nelayan dan warga sekitar disuguhi pentas singkat wayang kulit dengan lakon yang selalu sama setiap tahunnya, lakon abadi itu adalah Rama Nambak Samudra. Selain itu, dalangnya juga bukan sembarang dalang. Yakni dalang spesial ruwat yang masih suci karena belum pernah melakukan zina dan tindak asusila lainnya.
       
    Selanjutnya setelah pentas wayang selesai, dipimpin oleh Ki Pelabuh melarung aneka sesaji ke laut.  Sedangkan, gubug panjang dirobohkan dan dibakar.
       
    Ritual itupun menyedot perhatian dari berbagai masyarakat, bukan hanya dari warga sekitar. Namun banyak juga yang datang dari Kota Gombong, Sumpiuh, maupun Kebumen.

    "Ini adalah acara labuhan. Acara ini digelar setiap Jumat Manis pada musim kapat, dimana pada bulan ini para nelayan memulai melaut setelah beberapa bulan paceklik," ujar Ki Pelabuh, Sarikun (55) usai melarung sesaji.
       
    Sarikun menjelaskan, ritual ini sebagai bentuk rasa syukur atas melimpahnya hasil laut yang diberikan kepada para nelayan Pantai Pasir. "Sesaji itu kita persembahkan untuk penguasa laut kidul, agar para nelayan diberikan keselamatan, kesehatan dan keberkahan," kata pria yang tidak
    lancar berbahasa Indonesia itu.
       
    Ketua Rukun Nelayan TPI Pasir, Dul Jalal mengatakan, tradisi ini selalu dilakukan rutin setiap tahunnya. Selain sebagai wujud syukur, kata dia, kegiatan ini sebagai kebersamaan antar sesama nelayan. "Ini memag tradisi yang harus dilakukan setiap akan memulai melaut pada masa kapat," kata Dul Jalal yang di dampingi Bendahara Rukun Nelayan TPI Pasir, Salamudin. (*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top