• Berita Terkini

    Selasa, 04 Oktober 2016

    Ratusan Santri di Pekalongan Kena Gigitan Tomcat

    PEKALONGAN  - Sedikitnya 150an santri Ponpes Modern Alquran Buaran, Kota Pekalongan, dalam sebulan dilaporkan terkena gigitan serangga tomcat. Tingkat keparahan akibat serangan tomcat terhadap para santri bervariasi. Ada yang sampai kulit tangan, kaki dan wajah.

    Adapula yang hampir sekujur tubuhnya terlihat melepuh, sehingga harus mendapat perawatan medis. Korban gigitan tomcat, itu bahkan bukan hanya santri, tetapi juga pengurus ponpes setempat.
    Namun dilaporkan sebagian besar yang terkena tomcat adalah santri putri, jumlahnya hampir separuh dari total seluruh santri putri di ponpes tersebut.

    Sebagaimana yang dialami salah seorang santri putri, Lailatul Nikmah (13). Bagian wajah, tangan, kaki, dan badannya melepuh seperti habis kena luka bakar, setelah digigit tomcat. Dia pun sempat izin untuk tidak berangkat selama dua minggu akibat lukanya itu. "Saya kena di wajah, lalu melepuh dan menyebar. Kena tangan, kaki, dan badan juga. Pertama kali rasanya perih dan panas. Ini sudah diperiksakan dan dikasih obat berupa salep dari dokter. Ini lukanya sudah kering, tetapi terasa gatal. Kemarin saya sempat izin pulang ke rumah selama dua minggu," tuturnya, Senin (3/10).
    Merebaknya serangan serangga tomcat, atau yang menurut nama ilmiah disebut 'Paederus littoralis' itu tak urung membuat resah para santri maupun para wali santri.
    Menurut pengurus bagian bendahara santri putri, Uswatun Khasanah, sebagian besar yang terkena serangan tomcat adalah santri putri. Serangga tersebut banyak ditemukan di dalam ruang pondok santri putri.
    "Banyak yang masuk ke kamar-kamar, nyelip-nyelip gitu. Ada juga yang di kamar mandi. Pokoknya terbanyak di dalam ruangan, apalagi yang lembab. Paling banyak ditemukan di lantai tiga, atau lantai paling atas," katanya.
    Dari sekitar 300 orang santri putri, diperkirakan yang sudah pernah kena gigitan tomcat mencapai separuhnya. "Hampir separuh yang kena. Tetapi yang sampai parah memang sedikit. Sedangkan santri putra yang jumlahnya 200an santri, sebagian besar tidak kena," tuturnya.

    Akibat luka gigitan tomcat itu, menurut Uswatun, sedikitnya sudah ada lima santri putri yang diberi izin untuk pulang ke rumah, untuk menjalani perawatan. Sebagian besar sudah dikasih pengobatan oleh petugas medis dan rumah sakit setempat. Sebagian lagi setelah mendapat obat, minta izin untuk istirahat di rumah sampai lukanya sembuh.

    "Mereka dipulangkan, istirahat di rumah. Ada yang izin tiga hari, tapi kalau lukanya belum sembuh, diberi waktu lagi sampai sembuh total," imbuhnya.

    Uswatun menambahkan, sebenarnya serangan serangga tomcat itu sudah sejak lama. Namun akhir-akhir ini merebak, terutama pada saat musim panen. Terlebih, lokasi ponpes dekat dengan lingkungan persawahan. "Kalau pas panen biasanya tomcatnya banyak. Terakhir waktu musim panen September kemarin, tomcatnya banyak banget, sampai sebagian santri pada kena," ungkapnya.

    Sementara, Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Peternakan Pertanian dan Kelautan (DPPK) Kota Pekalongan, Ratminingsih, mengaku sudah mendapat laporan terkait serangan tomcat tersebut. Bahkan dilaporkan yang terkena gigitan tomcat bukan hanya santri Ponpes Modern Alquran Buaran, tetapi juga siswa sekolah lain serta warga permukiman yang dekat areal persawahan, seperti di SMP IT Assalam, MAN Insan Cendekia, serta sebagian warga Kelurahan Pringrejo.

    Dia menyampaikan, DPPK sudah menindaklanjuti laporan tersebut. "Saat itu kita dapat surat laporannya hari Kamis, lalu hari Jumatnya kita langsung terjunkan tim ke lokasi untuk mengecek sambil membawa alat penyemprot hama dan cairannya," katanya.

    Dari pengecekan, ternyata benar bahwa serangga yang menyerang para santri adalah tomcat. Namun serangga tersebut ditemukan di dalam ruangan. Sedangkan peralatan berikut cairan insektisida yang dibawa tim dari DPPK adalah untuk membasmi tomcat yang di persawahan atau luar ruangan, bukan yang untuk dalam ruangan.

    "Makanya waktu itu kita nggak berani menyemprot. Khawatirnya nanti cairan pembasmi serangganya pada netes ke ruangan. Takutnya itu nanti malah bisa meracuni penghuni di dalam ruangan," ujarnya.

    Sehingga, imbuh Ratminingsih, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mengatasi merebaknya serangan tomcat tersebut. "Nanti supaya Dinkes yang melakukan fogging atau pengasapan untuk mengusir tomcat yang di dalam ruangan," paparnya.

    Lebih lanjut, Ratminingsih mengimbau, untuk mengurangi banyaknya serangga tomcat yang masuk ke ruangan, sebaiknya ketika malam hari lampu-lampu di dalam ruangan tidak dinyalakan.
    "Sebab tomcat ini biasanya senang datang ke ruangan yang terang lampunya. Untuk mengurangi biar tidak banyak tomcat yang masuk, kemarin kita sarankan kalau malam hari lampunya tidak dinyalakan. Misal kalau tidur sebaiknya lampunya dimatikan saja," imbuhnya. (way)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top