• Berita Terkini

    Selasa, 11 Oktober 2016

    Pohon Berusia Ratusan Tahun di Sruweng Tumbang, Dipercaya Pertanda Buruk

    imam/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sebuah pohon randu alas dengan lingkar batang tak kurang dari 8 meter dan panjang 15 meter berusia ratusan tahun di sebuah pemakaman umum Desa Purwodeso Kecamatan Sruweng,  tumbang, Senin (10/10/2016). Tidak ada laporan korban atau kerusakan, namun tak urung peristiwa itu membuat kaget warga sekitar.

    Salah satu warga, Nanang Umar Afandi mengatakan peristiwa itu terjadi di sebuah pemakaman umum desa setempat yang dikenal warga sebagai Stana Kayu Gede, persisnya di RT 2 RW 4 Desa Purwodeso Kecamatan Sruweng sekitar pukul 16.00 WIB. "Saat kejadian, tak ada angin tak ada hujan. Tiba-tiba saja pohon tumbang," ujarnya, Senin.

    Usia pohon yang sudah ratusan tahun diduga menjadi penyebab pohon lapuk sehingga roboh. Terlepas dari itu, Nanang mengatakan warga setempat mempercayai tumbangnya pohon itu sebagai sebuah peristiwa yang memiliki makna khusus.

    Pria yang juga Ketua Masyarakat Peduli Sejarah (Masdulah) Kebumen tersebut mengatakan, kawasan area pemakaman sendiri dikenal sebagai tempat peristirahatan para prajurit mataram yang jumlahnya mencapai 400 orang prajurit. Oleh sebab itu, hingga kini masyarakat masih percaya jika pohon tersebut merupakan pohon keramat. Jika salah satu dahan dari pohon tersebut patah, maka akan terjadi prahara besar pada suatu daerah, sesuai dengan arah yang ditujukan oleh dahan yang patah itu, “Mitos tersebut hingga kini masih dipercaya oleh masyarakat,” tuturnya.

    Salah satu kisah yang sangat melegenda lanjutnya, yakni tumbangnya salah satu dahan pohon yang mengarah ke Utara, sekitar tahun 1947. Entah kebetulan atau merupakan sebuah pertanda, 12 hari setelah dahan pohon tersebut patah, Belanda menyerang ke Desa Candi Kecamatan Karanganyar. Di mana Letak Desa Candi, memang berada di sebelah Utara sedikit ke Timur (Barat Laut) dari Desa Purwodeso.


    Baca juga:
    (Pohon Berusia Ratusan Tahun di Jl Pemuda Tumbang)

    Serangan Belanda ke Desa Candi itu hingga kini dikenal dengan sebutan Kanonade atau Kanon Candi (Perang Candi_red). Dalam prahara itu, menelan korban lebih dari 1000 orang. “Itu merupakan sebuah prahara sangat besar, yang hingga kini masih terngiang di ingatan para kasepuhan. Pertanda yang datang dari pohon tersebut bukan hanya itu saja, beberapa kejadian sebelum kemerdekaan juga kerap dihubung-hubungkan dengan patahnya dahan Randu Alas itu,” paparnya.

    Nanang melanjutkan, kini meskipun sudah zaman maju, namun masyarakat tetap tidak ada yang berani mengambil kayu dari pohon Randu Alas tersebut. Rata-rata warga merasa takut jika menggunakan hendak memanfaatkan  kayu. Kendati mitos itu sudah sangat kental, namun pihaknya berharap tumbangnya pohon kali ini, bukan merupakan sebuah pertanda buruk. Artinya setelah pohon itu tumbang, maka tidak akan ada lagi dahan yang patah. “Mudah-mudahan tidak ada apa-apa, kali ini pohon tumbang ke arah Selatan,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top