• Berita Terkini

    Sabtu, 29 Oktober 2016

    Pengelolaan Wisata Religi Kurang Memadai

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Banyaknya potensi wisata religius ternyata  belum sepenuhnya dikelola dengan baik oleh Pemkab Kebumen. Salah satunya wisata makam Kiai Lancing yang terletak di Desa Mirit, Kecamatan Mirit. Sarana infrastruktur jalan masuk dan lokasi parkir makam kondisinya masih memprihatinkan.

    Kondisi aspal jalan menuju makam sepanjang sekitar 500 meter kondisinya rusak dan belum ditangani. Sementara, lokasi parkir makam masih ala kadarnya dan belum dibenahi secara memadai. Padahal, makam salah satu tokoh penyebar agama Islam tersebut selalu ramai peziarah pada saat tertentu, seperti pada malam Jumat Kliwon. Tak tanggung-tanggung, ribuan peziarah selalu memadati lokasi makam.

    Menurut Ketua Paguyuban Wonoyudo Cabang Mirit yang mengurus maka tersebut, Jatmiko Aji, potensi tersebut harus dikelola dengan baik oleh Pemkab dan bisa mendatangkan sumber pendapatan daerah. Sebab, setiap tahun ribuan pengunjung dari Kebumen dan luar daerah selalu memadati makam. "Ribuan kendaraan hanya parkr bebas di sekitar lokasi makam," katanya, kemarin.

    Dia menjelaskan, saat ini pengelolaan parkir makam ditangani oleh warga sekitar tanpa ada pantauan khusus dari pemerintah. Jika potensi parkir itu dikelola, maka keamanan parkir bisa lebih terjamin dan mendatangkan PAD bagi Pemkab. "Pengelola makam saat ini kami serahkan kepada juru kunci yang berasal dari warga sekitar makam," ujar dia.

    Dia melanjutkan, sejauh ini pemerintah belum turun langsung membangun atau merehab lokasi makam. Adapun pembangunan dan perbaikan makam hanya dilakukan oleh warga atau peziarah. "Selama ini pembangunan makam masih swadaya," katanya.

    Informasi yang berhasil dihimpun, Kiai Lancing merupakan keturunan dari Raja Majapahit, Brawijaya V dan tidak mau menikah untuk menjaga kesufiannya. Di lokasi makam itu terdapat tiga makam yakni makam ayahanda Kiai Lancing yakni Kiai Ketijoyo dan Kiai Dipodrono yang tak lain merupakan pengikut Kiai Lancing. Kiai Dipodrono juga masih trah dari Brawijaya dari garis keturunan Wonoyudo Alus. Kesakralan makam ini sudah diakui masyarakat luas, bahkan sampai warga luar Jawa. (ori)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top