• Berita Terkini

    Senin, 24 Oktober 2016

    Memetri Bumi, Nelayan Klirong Larung Sesaji ke Laut

    saefur/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Ribuan warga tumplek blek di kawasan Pantai Tanggulangin, Kecamatan Klirong, Sabtu (22/10/2016). Mereka ingin menyaksikan tradisi larungan dalam rangka grebek suara yang digelar para nelayan di wilayah Kecamatan Klirong.

    Sesajen berikut uba rampenya itu dilarung ke laut lepas setelah sebelumnya diarak dari kantor balai Desa Tanggulangin hingga menuju TPI. Warga masyarakat berbondong-bondong menyaksikan sepanjang rute arak-arakan. Terlebih, musik drum band, kuda kepang dan jaran goyang  mengiringi arak-arakan itu.

    Ketua Panita Larungan, Ahmad Sofrohudin (58) mengatakan, tradisi larungan  rutin dilakukan setiap tahunnya secara turun temurun yang diikuti empat desa yakni Desa Tanggulangin, Pandanlor, Jagasima dan Tambakprogaten Kecamatan Klirong. Adapun sesajen yang dilarung sesaji terdiri dari tumpeng, ingkung ayam,
    buah buahan dan hasil bumi lainnya yang dibawa oleh 4 orang yang dibawa ke tengah laut dengan perahu nelayan.

    Hujan sempat mewarnai acara kemarin. Wakil Bupati Kebumen, KH Yazid Mahfudz dan Camat Klirong Budhi Suanto yang turut serta mengikuti acara larungan tak luput dari guyuran hujan hingga basah kuyup. Namun demikian, acara larungan berjalan lancar. "Sebagai puncak acara, warga menggelar wayang kulit semalam suntuk dengan Dalang Ki Subur Hadi Prayitno dari Tambakmulyo Kecamatan Puring dengan lakon Semar Mbangun Gapura,"imbuh Sofrodin.

    Melalui acara tradisi itu, Yazid Mahfudz menyambut baik tradisi larungan sebagai wujud syukur warga masyarakat. Dia berharap, tradisi itu juga semakin merekatkan kerukunan diantara warga masyarakat. "Terlebih kekayaan laut Kebumen yang luar biasa," ujarnya.

    Camat Klirong Budhi Suanto menambahkan, larungan merupakan tradisi yang diuri-uri masyarkat setempat dan sebagai peninggalan nenek moyang. Dengan membuat sesaji yang dibawa dengan tandu dikirab melelui jalan desa hingga dilarung ke tengah laut sebagai wujud syukur kepada Alloh. "Masyarakat sini percaya dengan membuat sesaji yang terdiri dari Tumpeng, kepala kambing, jajan pasar kemudian dibawa dengan tandu itu sebagi bentuk rasa syukur dan mempererat tali silaturahmi dan kerukunan warga," katanya yang kemarin didampingi  Kepala Desa Jogosimo Shohibun.

    Tak kalah penting, warga masyarakat mendukung program Bupati dan Wakil Bupati Kebumen HM Yahya Fuad-Yazid Mahfudz yang tengah merintis wisata alam muara sungai Lukulo. "Sungai Lukulo sendiri memang mengalir di wilayah Desa Tanggulangin," kata Camat. (saefur/cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top