• Berita Terkini

    Jumat, 07 Oktober 2016

    Jurnalis SMA Muhammadiyah Kebumen Latihan Public Speaking.

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Anak-anak ekstra kurikuler (ekskul) Jurnalis SMA Muhammadiyah Kebumen senantiasa berlatih, mengasah kemampuan dan keterampilan. Meski saat ini tengah menjalani Ulangan Tengah Semester, mereka tetap bersemangat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah diagendakan bersama, salah satunya adalah pertemuan rutin mingguan dan berlatih Public Speaking.

    Kemampuan  Public Speaking bagi anak-anak Jurnalistik adalah sebuah kebutuhan untuk menghadapi  tantangan masa depan.  Memang tidak mudah memiliki kemampuan Public Speaking,  tapi dengan berlatih dan berlatih pasti akan mengalami peningkatan kualitas.

    Kegiatan tersebut dilaksanakan di halaman SMA Muhammadiyah Kebumen, Kamis (6/10). Dengan suasana yang santai sambil menikmati udara segar dan  diikuti oleh seluruh anggota Ekskul jurnalistik SMA Muhammadiyah Kebumen, yang terdiri dari siswa kelas  X dan XI.  Para peserta diberi tantangan untuk membuat konsep kemudian dipraktikkan bersama-sama, saling bersahutan dan dengan suara yang keras, dilakukan hingga beberapa kali. Setelah itu dilakukan evaluasi.

    Ketua Ekskul Jurnalis SMA Muhammadiyah Kebumen Lu’ulul Jannah, mengatakan kegitan tersebut bertujuan agar masing-masing peserta berkonsentrasi dengan materinya dan tertantang untuk berkompetisi dengan lainnya.

    "Targetnya adalah, anak-anak memiliki mental yang kuat, mampu bahkan mahir berbicara di depan umum dan siap melaksanakan tugas yang berkaitan dengan hal-hal tersebut," kata Lu’ulul Jannah, disela-sela kegiatan, kepada Kebumen Ekspres, kemarin.

    Ada hal unik lainnya yang dilakukan oleh anak-anak Ekskul Jurnalistik SMA Muhamamdiyah Kebumen. Yaitu menjalankan program Bank Sampah.  Beberapa karung sampah kertas dan plastik telah dikumpulkan dan siap untuk dijual. Rencananya, kata dia, hasil penjualan tersebut akan digunakan untuk beberapa kegiatan Ekskul Jurnalistik, diantaranya  adalah pengadaan peralatan pendukung dan seragam.

    "Kami dididik untuk mandiri dan hidup hemat, tidak selalu minta kepada orang tua untuk hal-hal tertentu," ujarnya.

    Bahkan pihaknya berani menyisihkan uang jajan Rp 1.000 setiap hari. "Uang tersebut akan digunakan untuk keperluan membuat seragam kebanggaan sebagai kenang-kenangan kami kelak," tandasnya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top