• Berita Terkini

    Senin, 24 Oktober 2016

    HSN 2016, 15 Ribu Santri "Turun ke Jalan"

    sudarnoahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sedikitnya lima belas ribu santri dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dari sejumlah pondok pesantren dan siswa madrasah yang ada di Kabupaten Kebumen "turun ke jalan", Sabtu (22/10/2016). Bukan untuk unjuk rasa, melainkan mengikuti jalan sehat bersama bupati dalam memeriahkan Hari Santri Nasional (HSN) 2016 tingkat Kabupaten Kebumen.

    Hadir pada acara tersebut, Bupati Mohammad Yahya Fuad, Wakil Bupati Yazid Mahfudz, Ketua DPRD Cipto Waluy, Komandan Kodim 0709 Kebumen Letkol Priyo Sambodo, anggota forum koordinasi pimpinan daerah, Sekda Adi Pandoyo, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen Masmin, pimpinan pondok pesantren, Asiten Sekda, staf ahli bupati, serta pejabat di jajaran Pemkab Kebumen.

    Ribuan santri menyusuri rute dari depan Pendopo Bupati, memutari Alun-alun Kebumen, Jalan Pahlawan, hingga Tugu Lawet. Selanjutnya, ke utara melalui Jalan Kusuma, sampai simpang tiga Wonoyoso, ke barat lewan Jalan HM Sarbini. Peserta selanjutnya kembali ke Alun-alun Kebumen, melalui Jalan Pahlawan barat.

    Di sepanjang perjalanan, para santri tak henti-hentinya melantunkan salawat nabi dengan membawa panji-panji organisasi santri dan bendera merah putih.

    Pada kesempatan itu, para santri juga berikrar akan setia kepada NKRI, bersedia dan siap siaga menyerahkan jiwa raga membela tanah air dan bangsa Indonesia. Siap berperan aktif dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin untuk seluruh rakyat Indonesia.

    Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kebumen, Masmin, menyampaikan Hari Santri Nasional penting yang mengandung pesan untuk meneruskan jejak perjuangan para santri. Ulama, dan kiai dalam membela umat, bangsa dan negara.

    Kaum santri merupakan represantasi bangsa pribumi dari kalangan pesantren. Yang sangat berjasa membawa bangsa Indonesia menegakkan kemerdekaan melalui resolusi jihad 22 Oktober, yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy'ari, pendiri NU.

    Istilah santri memang asli dari Indonesia, berbeda dengan istilah siswa yang berasal dari Belanda. Sebab itu, penetapan Hari Santri bukan hanya sebagai agenda kepentingan kelompok tertentu. Tetapi kepentingan seluruh bangsa Indonesia, yang ketika itu digerakkan oleh resolusi jihad. Yakni fatwa jihad KH Hasyim Asy'ari, yang menyatakan bahwa membela tanah air dari penjajah hukumnya fardu ain atau wajib bagi setiap individu.

    Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad,pada sambutannya mengatakan beberapa penekanan kepada para santri selaku generasi penerus. Diantaranya yang paling menonjol yaitu, selain mempelajari Ilmu agama, para santri agar mempelajari ilmu akademik, sehingga imbang dan tidak mudah terprofokasi.

    Sementara itu, Hari Santri Nasional yang jatuh 22 Oktober juga dimeriahkan denga berbagai lomba, termasuk lomba futsal di lapangan Lembu Sakti Kebumen yang diikuti 34 pesantren se-Kebumen. Tampil sebagai juara 1 Pondok Pesantren Mambaul Ulum Keben, yang mendapatkan piala bergilir wakil bupati Kebumen dan uang pembinaan Rp 1,5 juta.

    Juara 2 diraih tim futsal dari Pondok Pesantren Nurul Hidayah Bandungsruni, yang mendapatkan piala dan uang pembinaan Rp 1 juta dan juara 3 bersama diraih tim futsal dari Pondok Pesantren Darusangadah Kritig Petanahan dan Pondok Pesantren Al Huda Jetis. Masing-masing mendapatkan Rp 750.000.

    Lomba futsal dalam rangka memperingati Hari Santri ini merupakan kali kedua. Juara tahun lalu diraih tim futsal dari Pondok Pesantren Al Huda Jetis. Rangkaian menghadapi Hari Santri juga digelar turnamen voli dan bulutangkis serta lomba mancing di Desa Adikarso Kebumen.Selanjutnya dilaksanakan ”Kebumen Bersalawat” di alun-alun yang menghadirkan Habib Umar dan Bupati Yahya Fuad.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top