ilustrasi |
Dikatakan Jokowi, seiring perkembangan waktu, penduduk dunia akan semakin bertambah banyak dan setiap negara membutuhkan. Sehingga akan ada persaingan sengit negara-negara di dunia memperebutkan tiga kebutuhan pokok. Yakni yang berkaitan dengan pangan.
”Pangan nanti akan menjadi rebutan. Kedua yang berkaitan dengan energi dan ketiga yang berkaitan dengan air,” paparnya. Untuk itu, ketiga hal tersebut mulai sekarang harus diantisipasi dan disiapkan serta direncanakan dengan matang.
Indonesia, kata Jokowi, negara besar, yakni 17.000 pulau. Negaranya subur, tapi harus berbicara apa adanya. Jokowi menyebutkan tahun lalu beras di Indonesia masih impor, jagung, buah-buahan, dan gula masih impor.
Serta sejumlah komiditas lain juga masih harus impor. ”Tetapi, melihat tadi yang ada di lapangan, yang dipamerkan, saya optimis. Isyaallah, kalau semuanya bekerja keras, selesai,” tegas presiden.
Stok beras nasional saat ini mencapai 1,98 juta ton. ”Beras sampai bulan Oktober ini kita tidak impor dan saya pastikan sampai akhir Desember (2016) tidak ada impor,” jelas Jokowi. Stok pangan mendapatkan prioritas menjamin ketersediaan pangan bagi masyarakat Indonesia. Apalagi ke depan persoalan pangan bakal menjadi rebutan negara-negara di dunia selain energi dan air.
Selain beras, presiden juga memaparkan berkurangnya impor jagung hingga 60 persen. Diharapkan 2018, Indonesia tidak lagi mengimpor jagung. Hal ini juga didukung kenaikan harga jagung yang kini mencapai Rp 3.100 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 1.500 per kilogram.
Sehingga petani bergairah menanam jagung. ”Kuncinya di harga akhir. Percuma disubsidi pupuk, benih, kalau harganya jatuh. Ke depan strategi itu yang akan kita kerjakan,” tandas Jokowi.
Jokowi meminta Kementerian Pertanian fokus di sejumlah provinsi saja untuk mendongkrak produksi jagung. ”Kami meminta Kementan fokus menanam jagung di tiga atau empat provinsi. Tetapi diawasi betul, dikontrol. Yang penting fokus, jangan semua ditanami jagung,” tegasnya.
Sedangkan yang berkaitan ketersediaan air juga menjadi perhatian Presiden Jokowi. Disebutkan, pemerintah saat ini sedang membangun 49 waduk besar. Kemudian tahun depan akan dibangun ribuan embung skala kecil dengan luasan 5.000 meter persegi hingga 5 hektare. ”Karena kunci air inilah yang akan mengairi tanaman-tanaman kita,” ujar presiden.
Mengenai energi menjadi urusan anak buahnya di ESDM. Saat ini masih berusaha menyelesaikan agar dapat menang di sektor energi. ”Tetapi khusus pangan saya meyakini. Kalau kerja kita seperti sekarang, tahun 2018 saya yakin jagung tidak impor lagi,” tegas Jokowi.
Pada kesempatan itu, presiden sempat berdialog dengan para petani serta menyerahkan kartu tani. Sebelum ke lokasi utama peringatan HPS, Jokowi panen raya padi di Desa Trayu dan Tanjungsari, Kecamatan Banyudono.
Jokowi didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sanjoyo. Jokowi tak canggung langsung masuk ke areal sawah yang dipanen. Bahkan Jokowi memeriksa langsung gabah hasil panen yang dilakukan dengan menggunakan combine harvester atau mesin pemanen padi. (wid/un)