• Berita Terkini

    Kamis, 13 Oktober 2016

    Dewi Handayani, Penghobi Modifikasi Mobil

    JOKO SUSANTO/JAWA POS RADAR SEMARANG
    Sisihkan hampir Seluruh Gaji, Rombak Mobil Jadi Ceper

    Kalau sudah hobi, bisa dibilang irasional. Tak peduli gaji habis hanya untuk memenuhi hobi yang bukan kebutuhan pokok, hati jauh lebih terpuaskan. Sebagaimana yang dirasakan Dewi Handayani, yang hobi memodifikasi Honda Civic FD1 2009. Seperti apa?

    ------------------------
    JOKO SUSANTO
    -----------------------

    TAMPAK elegan dan terkesan mewah, sekali melihat mobil Honda Civic FD1 2009 milik Dewi Handayani yang mengusung tema stance daily (ceper harian). Belum lagi warna abu-abu yang dipadukan dengan gray, menghiasi warna utama mobil tersebut. Sehingga mobil yang awalnya dibeli dengan harga Rp 200 juta tersebut, semakin eksentrik. Tak hanya itu, sound system menjadi kelebihan utama karena suaranya menggema dan ngebass. Sehingga membuat siapa saja betah berada di dalam mobil tersebut.
     
    Pemilik mobil yang akrab Dewi Princes tersebut mengaku modifikasi mobil tersebut tidak diperolehnya secara instan. Bahkan, ia harus rela menyisihkan gajinya selama bekerja di perusahaan swasta. Padahal, gajinya kala itu hanya Rp 3 juta, yang Rp 2 juta sudah ia sisihkan untuk biaya memodifikasi mobil. Meski begitu, dirinya bertekad menyisihkan gaji terus-menerus, sampai mobil kesayangannya benar-benar berubah seperti mobil sport, termasuk knalpotnya bisa sampai dua unit.

    ”Awalnya mobil ini saya beli Rp 200 juta. Itu pun, saya sudah tangan kedua. Yang punya bapak-bapak dari Semarang, tapi jarang dipakai. Mobil tersebut saat ini saya modifikasi yang biayanya hampir mendekati harga mobil itu sendiri,” kata Dewi yang merupakan anggota Kunang-Kunang Auto Club (KKAC) Chapter Semarang saat ditemui Jawa Pos Radar Semarang, kemarin.

    Bagi Dewi, mobil standar yang dibuat modifikasi ceper jelas memiliki keistimewan tersendiri. Selain ada kepuasaan batin, mobilnya juga bisa terlihat keren, sekalipun biaya modifikasi yang dikeluarkan lebih besar dari biaya harga mobilnya. ”Semula saya suka melihat mobil sport. Jadi benar-benar ingin membuat seperti mobil sport. Makanya saya modif biar ceper dan terlihat elegan,” tutur gadis kelahiran Kendal, 6 September 1990 silam ini.

    Meski mobilnya belum kelar dimodifikasi, namun club-nya mendorongnya untuk mengikuti kontes di Balai Kota Semarang yang diadakan BJG Auto Club, bertemakan Super Auto Show #1 Semarang City pada 8 dan 9 Oktober lalu.

    ”Ini masih fitting permulaan dalam proses modif. Kalau sampai modif utuh, waktunya sampai 1 bulanan. Habisnya juga sampai puluhan juta rupiah, kalau mengubahnya. Audio saja sudah Rp 20 juta, belum velg, ban, dan lainnya,” ungkapnya.

    Spesifikasi mobil Dewi yang dirombak di antaranya, velg dari OM ring 16 diganti rising ring 18, per standar diganti custom, knalpot diganti ORD, wing dari yang polos ditambahi spoiler, audio dipasang dua unit sub wofer sama power, dipasang twitter, busa dilapisi kulit, warna dasar abu-abu gray dipoles kilat, diceperkan dari tanah kurang lebih 5 jari, ban diganti akselera, serta ring ukuran 21/35.

    ”Kelebihan mobil saya ini di audio yang awalnya biasa banget jadi luar biasa. Suaranya jadi lebih enak dan kenceng,” ujar gadis penyuka lagu John Legend berjudul All of Me ini.
    Namun demikian, Dewi mengaku baru mulai menyukai mobil ceper sejak setahun terakhir. Bahkan ia sendiri awalnya masih belum tahu mau merombak mobil yang bagaimana. Akan tetapi sejak gabung di KKAC 2 bulan lalu, ia banyak memperoleh inspirasi.

    ”Kreasi saya cuma audio dan itu menjadi kelebihan mobil saya. Kalau dirombak ceper, saya cuma dapat masukan dari teman-teman komunitas,” sebut Dewi yang bekerja sampingan sebagai modeling ini.

    Ketua Bidang Humas KKAC Chapter Semarang, Rendhy Ardhya  menambahkan bahwa komunitasnya berdiri sejak 2015, kali pertama di Purwokerto. Kemudian melebarkan sayap di Kota Semarang dan Jakarta.

    ”Anggota di Semarang ada 10 orang. Aktivitas kami, biasanya bakti sosial, gathering, dan pertemuan rutin kopi darat. Visi dan misi kami, ingin membangun persaudaraan sesama penyuka mobil ceper,” imbuh Rendhy.

    Dia juga memastikan, kalau bergabung ke dalam komunitas, tidak ada syarat khusus. Menurutnya yang terpenting bisa diajak kekeluargaan dan hobinya sama-sama penyuka mobil ceper. Ia juga mengaku KKAC Chapter Semarang merupakan regenerasi kedua dipimpinan Danielle Combaitan.
    Rendhy juga memastikan, semua orang bebas bergabung ke komunitasnya yang kerap kumpul di posko Jalan Pandanaran dan Jalan Pahlawan. ’Kami itu sering kopi darat (kopdar) di pinggir-pinggir jalan. Malah jarang di kafe. Bagi kami yang terpenting tidak mengganggu lalu lintas. Kopdar biasanya seminggu sekali setiap hari Jumat,” katanya. (*/ida/ce1)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top