• Berita Terkini

    Sabtu, 24 September 2016

    Perempuan di Banyumas ini Hidup Dalam Kerangkeng

    agus/radmas
    BANYUMAS - Apa yang dialami Warsiyem (37) warga Grumbul Sirongge RT 4 RW 4 Desa Dermaji Kecamatan Lumbir Kabupaten Banyumas ini sungguh miris. Betapa tidak. Lantaran menderita sakit jiwa, dia  terpaksa menjalani hidup di dalam gubuk ukuran 1 meter x 1.5 meter yang berada tidak jauh dari rumah orang tuanya. Saat ini pihak keluarga berharap ada pihak yang bisa membantu kesembuhan Wasrsiyem tersebut.

        Salah satu warga Wahyu Cahyoko mengatakan, berada di grumbul terpencil dan hanya diakses dengan jalan kaki, kondisi Warsiyem sangat memprihatinkan. Hidup berada di dalam kerangkeng sempit sejak lima tahun yang lalu, Warsiyem hanya bisa membungkung karena sempitnya kerangkeng.

        "Untuk kondisi sakit jiwa sudah sejak 12 tahun tetapi untuk di kerangkeng sudah lima tahun terakhir karena kejiwaan Warsiyem makin parah. Saat ini yang mendesak adalah penanganan Warsiyem karena sudah lama berada di dalam kerangkeng,"jelas Wahyu, Jumat (23/9).

        Untuk kondisi orang tua Warsiyem, lanjut Wahyu tergolong warga kurang mampu. Sehingga selain pihak keluarga dari warga mengharapkan ada penanganan lebih lanjut untuk kondisi Wasrsiyem.

        "Keluarga mengharapkan ada pihak-pihak yang peduli untuk kesembuhan Warsiyem tersebut. Terlebih kondisinya saat ini berada di dalam kerangkeng, walaupun untuk makan, minum bisa diberikan keluarga dari luar,"harapnya.

        Sementara itu, dari pihak Polsek Lumbir, Kapolsek Lumbir AKP Soeprihartono melalui Kanit Binmas Aiptu Warsito mengatakan, petugas Polsek Lumbir sudah melakukan pendataan terhadap warga yang mengalami ganguan jiwa bernama Warsiyem di Desa Dermaji. Untuk selanjutnya, pihak Polsek sudah berkoordinasi dengan keluarga diharapkan penanganan selanjutnya bisa dilaksanakan oleh pihak terkait.

        "Kami sudah melakukan pendataan dan diharapkan penanganan selanjutnya akan dikoordinasikan dengan pihak terkait. Saat ini, kondisi Warsiyem masih di kerangkeng. Dan akses ke lokasi juga sangat sulit karena harus menyeberangi sungai dan hanya bisa dengan jalan kaki,"jelasnya. (gus)  

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top