• Berita Terkini

    Sabtu, 24 September 2016

    OSIS SMAN 1 Gelar Pilketos Layaknya Pemilu

    IMAM/ESKPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres)- SMA Negeri 1 Kebumen punya hajat demokrasi Pemilihan Ketua Osis (Pilketos). Kegiatan yang dilaksanakan Jumat (23/9/2016) itupun berlangsung semarak.

    Terdapat tiga kandidat ketua OSIS dan juga tiga kandidat Ketua MPK. Adapun kandidat ketua OSIS yakni Jerico kelas XI IPA IV, Dimas Satriawan kelas XI IPA VI, Khoerul Rijal kelas X IPA VI. Sedangkan untuk kandidat MPK yakni Deva Bayu Kresna kelas XI IPA IX, Rendy kelas XI IPA VII dan Fadilah kelas X IPA VII.  Akhirnya, ajang Pilketos dimenangkan oleh Dimas Satriawan dan MPK Deva Bayu Kresna yang mendapat dukungan 987 suara.

    Pemilihan OSIS di MPK di SMA Negeri 1 juga mendapat pantauan langsung dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kebumen.

    Ketua panitia pelaksana Muhammad Feraldi kelas XII IPS II mengatakan, proses pemilihan tersebut diawali pada Bulan September, dengan pengumuman pendaftaran calon ketua OSIS dan MPK. Saat itu terdapat 50 pendaftar OSIS dan 30 pendaftar MPK. Dari jumlah pendaftar tersebut dilakukan seleksi hingga menjadi 19 untuk OSIS dan 19 untuk MPK. Kemudian ditetapkan tiga kandidat untuk OSIS dan tiga untuk MPK. “Para kandidat juga disuruh menyampaikan visi dan misinya, pada waktu kampanye,” katanya.

    Kepala SMA Negeri 1 Kebumen H Agus Sunaryo SPd MPd mengatakan, ajang ini diharapkan menjadi pelajaran demokrasi yang sangat berharga untuk para siswa. Dimana memilih pemimpin, seharusnya dilakukan dengan penilaian dengan seksama, mulai dari kepribadian, kapasitas dan tanggungjawabnya.

    Dewasa ini, penilaian seperti itu telah jarang dilakukan pada ajang Pemilu. Beberapa orang memilih pemimpin lebih disebabkan menerima pemberian, bukan karena berpikir logis. “Fenomena saat ini, banyak orang yang memilih pemimpin tanpa dipikir atau dinilai terlebih dahulu, pokoknya kalau memberi ya dipilih, itu yang disebut sikap pragmatis,” tuturnya.

    Menurut Agus munculnya sikap pragmatisme bukan disebabkan oleh faktor ekonomi saja. Pragmatisme terjadi karena karakter. Pasalnya meski ekonominya lemah, jika memang idealis tetap tidak akan bersikap pragmatis. Namun meskipun sudah kaya raya, tetap tidak akan bersikap idealis jika mentalnya memang sudah pragmatis. “Bukan ekonomi, sudah kaya kalau memang pragmatis, carinya ya yang memberi uang, artinya memilih tanpa berpikir logis,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top