• Berita Terkini

    Kamis, 08 September 2016

    Mahasiswa STKIP Garut Teliti Novel ‘Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh’

    GARUT – Novel ‘Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh’ karya pegiat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia, Aliya Nurlela, menjadi objek penelitian mahasiswa di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Garut, Jawa Barat.



    Dioka Muhammad Akbar, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Garut menjadikan novel itu sebagai bahan tugas akhir S1 (Skripsi) dengan judul ‘Analisis Struktur dan Nilai Budaya pada Novel Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh karya Aliya Nurlela’.



    “Saya tertarik meneliti novel ini, dengan tujuan ingin melestarikan budaya Sunda melalui sarana bahasa dan sastra sebagai warisan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal. Tujuannya agar masyarakat lebih mengapresiasi budaya daerahnya melalui karya sastra berbentuk novel—terutama ditujukan kepada siswa SMA,” ujar Dioka, Rabu (7/9), ketika ditanya alasannya meneliti novel itu.



    Menurut Dioka, novel “Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh” mengandung nilai-nilai budaya Sunda yang sangat luhur. Novel ini sangat cocok dijadikan bahan ajar apresiasi sastra di sekolah, karena dapat membentuk karakter dan watak siswa, sehingga tujuan pembelajaran tercapai.



    Berkat arahan dosen pembimbing Dioka, yaitu Dr. H. Abdul Hasim, M.Pd (Pembimbing I) dan Deasy Aditya Damayanti, M.Pd (Pembimbing II), Skripsi Dioka diuji pada 30 Juli 2016. Dosen penguji yaitu Dr. Hj. Lina Siti Nurwahidah, M.Pd (Penguji I), Drs. H. Didin Sahidin, M.Pd (Penguji II), Zoni Sulaiman, M.Pd (Penguji III), dan Dr. H. Nizar Alam Hamdani, M.M, M.T (Ketua STKIP Garut).



    Penulis Novel “Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh” Aliya Nurlela memberikan apresiasi dan menyampaikan terima kasih kepada Dioka yang memilih novel karangannya sebagai objek penelitian Skripsi.



    “Novel ini terinspirasi dari kampung masa kecil saya, Kota Galuh, yang saat ini dikenal sebagai Kabupaten Ciamis. Kebetulan masa kecil dan remaja saya banyak dihabiskan di sana. Jadi saya cukup mengenal adat, budaya dan hubungan masyarakat di Ciamis. Selain itu, karya ini sebagai bentuk kecintaan saya kepada kota kelahiran saya,” ujar Aliya Nurlela, yang saat ini tinggal di Pare, Kediri, Jawa Timur.



    Ditambahkannya, selain mencatat jejak sejarah, novel ‘Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh’ juga memuat pesan literasi, promosi pariwisata Ciamis, dan mengandung nilai-nilai moral tentang kehidupan para tokohnya, dan layak dibaca oleh siapa saja, termasuk pelajar di sekolah.



    Novel ini diterbitkan Penerbit FAM Publishing, Divisi Penerbitan Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia pada tahun 2014, dan telah dibedah oleh para peminat sastra di Tanah Air. (*)



    Foto: Aliya Nurlela bersama novel ‘Lukisan Cahaya di Batas Kota Galuh’ dan Skripsi karya Dioka Muhammad Akbar, mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Garut, di Sekretariat Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia, Pare, Kediri, Rabu (7/9). (Foto: Ist.)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top