• Berita Terkini

    Minggu, 25 September 2016

    LKP ENY’S Dampingi Anak Didik Sampai Dapat Kerja

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Tidak seperti sekolah formal yang cenderung memberikan pemahaman akademik kepada para siswanya, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) lebih mengedepankan skill dari kemampuan akademik. Maka dari output pelatihan di LKP adalah penyaluran kerja.

    Seperti yang dilakukan oleh LKP ENY’S yang beralamat di RT 1 RW 1 Desa Kebulusan Kecamatan  Pejagoan baru-baru ini, yakni mengantarkan peserta didiknya untuk bekerja di perusahaan Garmet.  Hal itu memang sudah menjadi tanggung jawab LKP untuk mencarikan pekerjaan para peserta didiknya usai menyelesaikan pelatihan.

    Pimpinan LKP ENY’S H Sodiman mengatakan, rata-rata peserta didik yang mengikuti kursus menjahit memang sudah mempunyai dua pandangan, yakni kerja dan berwiraswasta. Ada juga peserta didik yang menginginkan kerja hanya untuk batu loncatan dalam mencari pengalaman dan modal. Setelah itu mereka akan membuka usaha mandiri dengan menerima jahitan atau membuat butik. “Itu bedanya dengan sekolah, makanya di LKP sistem pendidikannya lebih banyak praktek dari teori yakni 25 persen teori dan 70 persen praktek,” tuturnya.

    Dijelaskannya LKP ENY’S telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan garmen, baik itu yang berada di Solo, Semarang ataupun Jakarta. Kurikulum yang ada pun, telah disesuaikan dan sebagaian mengadopsi dari garment. “Maka setelah lulus peserta didik dapat segera diterima di garment,” terangnya.

    Beberapa peralatan seperti mesin jahit lanjutnya, juga disesuaikan dengan yang ada di perusahaan garmen, yakni menggunakan mesin high speed.  Jika peserta memang menginginkan untuk kerja maka pelatihan yang diikuti adalah menjahit cepat menggunakan mesin high speed. Adapun beberapa latihan yang dilaksanakan meliputi menjahit lurus, zig-zag, spiral, gelombang dan lain sebagainya. "Itu merupakan kurikulum dari perusahaan,”  paparnya.

    Adapun bagi peserta didik yang berharap untuk membuka usaha, meteri  yang dipelajari berupa  membuat beberapa model pakaian, lengkap dengan segala aksesorisnya. Dengan dua pilihan tersebut maka para peserta dapat memilih sendiri sesuai dengan keinginan dan tujuannya saat hendak masuk kursus. “Saat ini perusahaan garment masih membutuhkan banyak karyawan operator, namun tentunya dipilih yang sudah dapat mengoperasikan mesin,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top