• Berita Terkini

    Rabu, 28 September 2016

    Kurangi Serangan Babi Hutan, Petani Wadasmalang Gunakan Bambu

    IMAM/ESKPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Babi hutan benar-benar menjadi momok bagi para petani di Desa Wadasmalang Kecamatan Karangsambung. Akibat serangan babi hutan, tanaman milik warga dan petani rusak.  Berbagai upaya untuk menanggulangi babi hutan tidak efektif.

    Kini, warga hanya bisa mengandalkan cara sederhana untuk mengurangi dampak serangan babi hutan. Salah satunya dengan menggunakan bambu yang ditancap melengkung pada tanah. Meski  terbilang sederhana dan tidak begitu efektif, namun dengan cara ini dapat meminimalkan serangan Babi Hutan yang kerap merusak tanaman ubi dan pisang. Babi Hutan merupakan hama yang menimbulkan kerusakan besar dan sulit dikendalikan. Selain itu perkembangbiakan mamalia ini juga tergolong sangat cepat.

    Muhlasin (51) salah satu petani warga Rt 2 RW 4 Desa Wadasmalang mengatakan,  bambu yang dilengkungkan menjadi upaya maksimal yang bisa mereka lakukan untuk menghalau hama babi rusa atau celeng itu. “Ini tidak berbahaya, meskipun tidak begitu efektif setidaknya cara ini mengurangi serangan,” tuturnya, Senin (26/9/2016).

    Selain itu para petani juga meninggalkan penggunaan pupuk kandang. Pupuk kandang memang efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah. Kendati demikian pupuk kandang juga cepat menumbuhkan cacing tanah. Padahal Babi Hutan merupakan hewan yang gemar memakan cacing tanah. “Kalau  banyak cacingnya, maka akan mengundang kawanan Celeng,” paparnya, sembari mengatakan petani  lebih memilih menggunakan pupuk kimia untuk menyuburkan ladang.

    Kepala Desa Wadasmalang Eko Agus Riyadi mengatakan, babi hutan banyak bersarang pada tebing yang terjal. Pemburuan tidak mungkin dapat dilakukan hingga mencapai sarang, sebab resikonya sangat tinggi.

    Penggunaan jebakan dan racun yang berbahaya juga tidak direkomendasikan.  Sedangkan jika pemburuan dilakukan dengan menggunakan anjing atau petasan, serangan akan semakin mengganas. Seakan kawanan tersebut marah dan merusak semua ladang uang ada. “Paling yang dapat dilakukan adalah konservasi hutan. Dengan mengembalikan hutan seperti semula, akan menyediakan makanan bagi kawanan babi, sehingga tidak lagi menyerang ladang penduduk,” ungkapnya.

    Hal senada juga diucapkan oleh Mahrus (55) petani lainnya, kawasan ladang di Desa Wadasmalang dikelilingi oleh hutan yang luas. Hutan menjadi sarang yang baik untuk kawanan Babi. Kendati demikian hutan tidak memberikan makanan yang mencukupi, maka babi menyerang ladang. “Kadang petani sampai harus melakukan jaga malam, ini demi menyelamatkan ladang dari serangan babi hutan,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top