Orang tua korban dan puluhan warga mengamuk. Mereka memprotes hakim serta tersangka pembunuhan. Akibatnya, suasana sidang menjadi tegang dan memanas. Mengantisipasi kerusuhan, puluhan polisi yang berjaga langsung mengamankan Majelis Hakim dan tersangka dari amukan warga.
Mediasi sempat dilakukan humas Pengadilan Negeri. Namun massa tetap berdemo hingga terjadi kerusuhan dan aksi pembakaran gedung. Lengkap dengan peralatanya, polisi berhasil meredam massa dan perwakilan keluarga diperkenankan bertemu pihak pengadilan, dengan pemberian penjelasan terkait perjalanan persidangan.
Peristiwa bentrok massa akibat ketidak puasan putusan hakim itu, bukan peristiwa yang sebenarnya, melainkan simulasi penanganan kerusuhan massa yang digelar oleh Pengadilan Negeri Purworejo, bersama Polres dan tim pemadam kebakaran BPBD Purworejo.
"Simulasi ini untuk membuat Standart Operating Procedur (SOP) majement konflik, sebagai bagian dari penanganan pengamanan menghadapi kerusuhan," ujar Kepala Pengadilan Negeri Purworejo, Abdul Wahib SH MH, saat ditemui usai simulasi.
Ditambahkan, simulasi itu sangat penting dilaksanakan, untuk peningkatan standar kualifikasi serta melatih staf dan pegawai pengadilan negeri. Utamanya dalam penyelamatan dokumen serta arsip penting lainya dan membuat jalur evakuasi.
"Simulasi itu melibatkan seluruh aparat pengadilan, diantaranta jaksa, pengacara, dan hakim. Selain itu juga melibatkan petugas kebakaran dari BPBD dan puluhan personil Polisi," terangnya. (ndi)
