• Berita Terkini

    Senin, 15 Agustus 2016

    Penetapan Kampung Inggris Dinilai Tidak Fair

    imam/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Keputusan Pemkab Kebumen menetapkan Kampung Inggris Kebumen (KIK) di Desa Jatijajar Kecamatan Ayah menuai kritik. Dipilihnya Desa Jatijajar sebagai kampung inggris bahkan dinilai tidak fair, mengingat di Kebumen sebenarnya sudah ada Kampung Wisata Inggris Kebumen (KWIK) yang berada di Desa Adiluhur Kecamatan Adimulyo.

    Pendiri KWIK Desa Adiluhur Kecamatan Adimulyo, Novanda Alim Setya Nugraha, mengaku cukup kecewa dengan keputusan Pemkab Kebumen dalam hal ini Bupati HM Yahya Fuad yang menetapkan Desa Jatijajar sebagai kampung Inggris.

    Tak hanya soal lokasi penetapan KIK, adanya rekomendasi Pemkab Kebumen kepada sekolah-sekolah untuk mengirim siswanya ke KIK, juga disesalkan. Pasalnya beberapa sekolah yang telah berencana mengunjungi KWIK, secara tiba-tiba membatalkan diri. Alasannya, mereka mau berkunjung ke KIK. “Kemarin ada SMK di Kebumen yang sudah mengatakan mau berkunjung ke sini tiba-tiba sana membatalkan diri. Dengan alasan mau ke KIK,” imbuh Novanda Alim, Minggu (14/8/2016).

    KIK yang menggunakan tenaga pengajar dari luar Kabupaten Kebumen dalam hal ini dari Kabupaten Pare Jawa Timur juga tidak luput dari penilaian Novanda. Sebab di Kebumen sediri terdapat banyak orang yang mempunyai kompetensi untuk mengajar. Lalu kenapa mesti menggunakan orang luar. "Dengan mengambil orang sendiri, maka Pemkab akan mempekerjakan putra daerah. Hal itu tentunya akan mengurangi jumlah pengangguran bukan malah mengambil dari luar,” paparnya.

    Novanda yang juga merupakan Duta Wisata Kebumen (Mas Kebumen) tahun 2104 itu pun menjelaskan tentang awal pendirian KWIK. Sekitar tahun 2014 silam, tepatnya 28 Septembar 2014, Paguyuban Mas dan Mbak Kebumen, mempunyai keinginan untuk berkarya nyata. Pasalnya selama ini kiprah mereka tidak terlihat.

    Setelah terpilih menjadi Mas dan Mbak Kebumen, mereka  tidak diberdayakan. Mas dan mba Kebumen hanya digunakan sebagai among tamu pada acara-acara pemerintah. “Kami tidak ingin sekedar menjadi among tamu. Kami ingin mempunyai kiprah yang nyata dan terbentuklah Kampung Wisata Inggris Kebumen. Setiap Sabtu dan Minggu setiap anggota mereka paguyuban Mas dan Mbak Kebumen, mengajar Bahasa Inggris secara gratis kepada masyarakat,” ungkapnya.

    Lebih jauh, Novanda mengatakan, keberadaan KIK dia ibaratkan seperti memutus pucuk tumbuhan yang baru bersemi. Perjuangan para Mmas dan Mba Kebumen, untuk memajukan masyarakat Adimulyo seakan terhambat dengan adanya KIK di Kebumen. Faktanya beberapa sekolah yang telah nyata-nyata sudah berjanji mau berkunjung secara tiba-tiba membatalkan diri.

    “Kami sepakat, semakin banyak kampung Inggris itu semakin baik untuk majukan Kebumen. Namun seyogyanya biarkanlan pengunjung memilih sendiri kemana mereka akan berkunjung.  Kalau semua sekolahan direkomendasikan untuk ke KIK, itu sama saja tidak fair,” tegasnya, sembari menambahkan, KWIK disarankan untuk mengambil siswa SD, padahal selama ini KWIK telah dikunjungi oleh SD, SMP, SMK, SMA bahkan para mahasiswa.

    Hal senada juga disampaikan oleh Sofiatun (44) warga RT 1 RW 3 Desa Adiluhur Kecamatan Adimulyo. Menurutnya KWIK telah membawa perubahan yang nyata untuk Desa Adiluhur. Desa menjadi banyak dikunjungi oleh wisatawan. Warung menjadi ramai dan penghasilan warga pun bertambah. “Ibarat jualan, seharusnya pembeli bebas memilih warung mana yang akan dibeli. Kalau sekolah-sekolah disuruh ke KIK, kami dapat kunjungan dari siapa,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top