 |
| istimewa |
Beberapa alumni yang berdomisili di Kebumen tampak hadir, seperti Miftakhul Ulum (Wakil Ketua DPRD Kebumen), Arif Rahmadi (Kasi Kedaruratan BPBD) dan Tri Orbaniwati (KTU SMP N 1 Karangsambung). Selain itu juga alumni yang berprofesi sebagai guru dari berbagai jenjang pendidikan, seperti Muhardani (Kepala TK Masyitoh Roworejo) Khomsana Kartikawati (Kepala TK Pertiwi 02 Pejagoan), Wahyudin (SD N 2 Widoro,Karangsambung) Toto Ngadmanto (SMP N 7 Kebumen), Sri Kasih Nardani (SMP N 1 Kebumen),Fathudien, (SMK Ma’arif 3 Kebumen), Muhdori (MAN Kutowinangun) dan lain-lain.
Alumni dari Jakarta yang tampak hadir antara lain Anwar Fatahilah (musisi Power Slaves), Endang Prihatiningsih (biduan), Sucipto (jurnalis), Suharyanto (pengusaha), Tahan Gunanto (profesional), Afandi (swasta) dan Rojana Ardiyanti (guru SMP N 138 Jakarta. Dari daerah lain ada Suparmin (dosen dan Ketua Umum IKADI Banyumas), Harginingsih (jurnalis, Yogya), Amir Nurhakim (Staf Pemkab Wonosobo), Purwandari (Staf Pemkab Purworejo), Doso Supriyo (bankir Semarang), Nining Wulandari (aktivis sosial Solo) dan lain-lain.
Dalam kesempatan tersebut Ketua Panitia Pelaksana, Achmad Marzoeki yang biasa dipanggil Kang Juki mengajak semua alumni agar tidak sekadar bernostalgia dengan masa lalu, tapi juga bisa saling menginspirasi satu sama lain. “Dengan berbagi pengalaman diharapkan bisa memberikan pencerahan agar lebih ringan melangkah dalam hidup ini. Sehingga semestinya ketika melihat ada teman yang lebih berhasil, bukan malah minder, tapi menjadikan inspirasi agar bisa lebih berhasil,” jelas Kang Juki.
Selain dimeriahkan hiburan musik organ tunggal, reuni dimeriahkan dengan hadirnya dua orang komika dari Komunitas StandUp Comedy Kebumen, yaitu Agus dan Dika. Kegiatan dilanjutkan pada hari Ahad (10/7) dengan silaturrahim ke rumah beberapa orang pensiunan guru SMP N 3 Kebumen. Masing-masing, Abdul Salam, Bambang Indarko dan Mashuri.
Alumni yang hadir umumnya cukup puas dengan terselenggaranyq reuni, setelah empat bulan sebelumnya mulai terjalin kembali melalui group media sosial (medsos) BBM dan WA. Yang tidak hadir, umumnya karena belum bergabung di group medsos, sehingga belum merasa terpanggil untuk menghadiri reuni. Kalaupun hadir, tampak masih canggung berinteraksi dibandingkan mereka yang sudah berinteraksi sebelumnya. “Inilah keuntungan adanya medsos, bisa menghubungkan kembali yang semula terputus dan membuat yang jauh menjadi dekat,” ujar Muhardani, salah satu panitia reuni.
“Harapannya ke depan tidak sekadar reuni alumni saja, tapi ada juga kegiatan lain yang bersifat sosial. Baik dengan sasaran alumni sendiri, maupun masyarakat pada umumnya,” usul Didong, salah satu alumni yang hadir.(*)
