• Berita Terkini

    Jumat, 22 Juli 2016

    Proyek Nasional Libur, Warga Korowelang "Bisa Kembali Bernafas"

    IMAM/EKPSRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Pengambilan tanah urug untuk megaproyek jaringan Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Desa Korowelang Kecamatan Kutowinangun untuk sementara berhenti. Warga pun menyambut baik liburnya proyek tersebut.

    Pasalnya, kini tak ada lagi kendaraan hilir mudik membawa tanah yang menimbulkan debu pekat dan  kotoran tanah yang kerap menghiasi sepanjang jalan yang dilalui. Tak adanya kendaraan hilir mudik menimbulkan debu itu membuat udara kembali segar.

    Prayudi (40) salah satu  warga Desa Babadsari Kecamatan Kutowinangun mengatakan, pengambilan tanah urug sudah libur mulai dari H-7 lebaran, dan hingga saat ini belum dimulai kembali. Pengambilan tanah di Desa Korowelang rencananya, akan sampai pada tahun 2018 mendatang. “Kalau lagi libur seperti ini rasanya udara sangat bersih,” tuturnya,  Kamis (21/7/2016).

    Menurutnya, akibat dilintasi truk pengangkut urukan JJLS, kondisinya jalan banyak yang menjadi rusak. Bahkan jalan yang kemudian diguyur hujan tampak seperti leleran (sawah yang akan ditanami padi). Kendati demikian warga tidak dapat berbuat apapun, sebab program tersebut dari pemerintah pusat. “Kita hanya bisa menerima apa adanya, terlebih jalan yang dilalui merupakan jalan milik DPU,” terangnya.

    Prayudi menambahkan pengambilan tanah untuk urug boleh-boleh saja, toh itu merupakan program pemerintah. Namun sebaiknya saling mempunyai rasa tenggang rasa. Jika jalan rusak maka dilakukan perbaikan. Selain itu truk pengangkut tanah, sebaiknya menjaga kecepatan, mengingat jalan Babasari merupakan jalan yang ramai dilalui pengguna jalan.

    Beberapa kerusakan jalan memang mewarnai jalan yang dilintasi truk pengangkut tanah urug. Sebelumnya seorang warga juga pernah mengeluhkan akan hal itu. Bahkan warga Desa Triwarno pernah melakukan aksi blokade, sebelum kemudian jalan akhirnya dilakukan perbaikan jalan dengan cara diurug.

    Marjono (60) warga Babadasari pernah mengatakan, proyek JJLS memang agenda pemeritah. Namun kerusakan jalan akibat pengangkutan tanah uruk telah membuat repot dan berbahaya bagi pengguna jalan. “Sakniki sering sanget enten kecelakaan. Ban mobil njetor, nopo tiang rebutan mergi (sekarang banyak kecelakaan gara-gara banyak pengendara berebut jalan),” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top