• Berita Terkini

    Rabu, 20 Juli 2016

    CV Assa Engineering Tambal Sulam Cemara yang Mati di Petanahan

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Ribuan bibit tanaman cemara laut dan cemara udang yang mati di sekitar Kawasan Pantai Petanahan, akhirnya ditanami kembali. Pelaksana proyek penanaman green belt untuk mitigasi tsunami CV Assa Engineering Kebumen, mengganti seluruh tanaman yang mati akibat pengaruh badai elnino tersebut.

    Tsunami dan Mitigasi Bencana Pesisir Direktorat Pesisir dan Lautan Direktorat Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Abdul Muhari PhD, memantau langsung kondisi tanaman yang ditanam pada periode September-Desember 2015 itu.

    Abdul Muhari, mengungkapkan terdapat dua lokasi proyek green belt di Kecamatan Petanahan. Yaitu di Desa Karanggadung seluas 10 hektar dan Desa Tegalretno seluar 12 hektar. Dengan jumlah bibit tanaman sebanyak 28 ribu batang lebih.

    Untuk tanaman yang ditanam di Desa Karanggadung 90 persennya mati. Sedangkan di Desa Tegalretno justru sebaliknya, 70 tanaman tumbuh dengan baik.

    "Untuk yang timur (Tegalretno) tanamannya bisa hidup karena ditanam di sekitar kawasan gumuk pasir. Sedangkan yang barat (Karanggandung) lebih banyak yang mati," kata Abdul Muhari, kepada Kebumen Ekspres, disela-sela memantau tanaman cemara, kemarin.

    Ia mengungkapkan, matinya sebagian tanaman cemara disebabkan karena pada periode Februari hingga Juni, terdapat badai elnino, sehingga kondisi cuacanya sangat panas, selain juga curah hujan sangat jarang.

    "Setelah selesai penanaman pada Desember tahun lalu. Ada masa pemeliharaan yang dilakukan oleh oleh rekanan selama enam bulan. Artinya, masa pemeliharaannya sampai bulan Juli ini," ujarnya, didampingi perwakilan dari CV Assa Engineering Kebumen.

    Abdul Muhari, mengungkapkan untuk melakukan penanaman cukup mudah, tetapi memastikan tumbuh dan hidup sangat sulit. "Makanya di Kementerian Kelautan, ke depannya proyek ini kita ganti nama bukan penanamamn vegetasi tetapi menjadi penumbuhan vegetasi untuk mencegah tsunami," bebernya.

    Proyek penghijauan tersebut diharapkan dapat menjadikan gumuk pasir menjadi sabuk hijau untuk mitigasi tsunami di Kabupaten Kebumen.

    "Karena ini benda hidup maka dibutuhkan perawatan seumur hidup. Oleh karena itu Kementerian Kelautan akan menganggarkan untuk perawatan setiap tahunnya, walaupun jumlahnya tidak seberapa," imbuhnya.

    Ia berharap, masyarakat setempat terlibat aktif dalam pemeliharaan tanaman tersebut. Sehingga nantinya dapat bermanfaat bagi mereka sendiri. "Ini demi masa depan mereka, masa depan anak cucu mereka juga," tegasnya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top