• Berita Terkini

    Rabu, 29 Juni 2016

    Teknologi Corn Combine Harvester Mudahkan Petani

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Memanen jagung saat ini tidak perlu waktu yang lama. Dengan menggunakan teknologi Corn Combine Harvester, untuk memanen tanaman jagung seluas 1 hektar, hanya dibutuhkan waktu 7 jam (1 hari).  Sementara  bila menggunakan cara konvensional,   memakan waktu hingga  5 hari, dengan biaya untuk borongan petik Rp. 800.000 dan  rontok Rp1.060.000. Corn Combine Harvester bersumber dari anggaran  APBN TP Dinas  Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah tahun 2016.

    Sosialisasi teknologi baru, mesin petik sekaligus perontok jagung tersebut  berlangsung di Desa Kaleng, Kecamatan Puring, Sabtu ( 25/6/2016). Dalam kesempatan tersebut   dilakukan panen jagung  varietas BISI 18 oleh Kelompok Tani Sari Tani, Desa  Kaleng kecamatan Puring.

    Hadir Bupati Kebumen HM Yahya Fuad, Ketua DPRD Cipto Waluyo, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kabid Usaha Pertanian Iman Budiyono. Hadir juga Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra Tri Haryono, Staff Ahli Bupati bidang Pembangunan Siti Kharisah, dan para Kepala SKPD, Camat beserta Muspika setempat.  

    Hadir juga  para  Penyuluh dan Kepala Desa serta perwakilan kelompok tani wilayah potensi jagung. Yakni  dari  Kecamatan Ayah, Mirit, Ambal, Buluspesantren, Klirong, Petanahan dan Puring.

    Bupati menyambut baik  usaha yang telah dilakukan masyarakat Kebumen bersama Dinas Pertanian dan Peternakan Kebumen selaku pembina teknis dalam melaksanakan program ketahanan  pangan melalui Upaya Khusus Padi, jagung dan kedelai (UPSUS PAJALE). Khususnya  jagung, yang dipanen  menggunakan sarana pasca panen berupa Corn Combine Harvester sebagai alat mesin baru bagi para petani kita. " Saya harap alat tersebut bisa dioperasionalkan secara maksimal, dirawat dan di jaga dengan baik , serta  bisa bermanfaat bagi para petani "  pesan  Bupati.

    Menurut Bupati modernisasi pertanian  berupa penggunaan alat-alat mesin pertanian di era sekarang ini sudah tidak terelakan lagi.  Selain bertujuan untuk melakukan efisiensi didalam pembiayaan usaha tani, juga sebagai  jawaban atas kelangkaan tenaga kerja pertanian di daerah.   Penggunaan alat   upaya menekan susut hasil (losses), mempertahankan kualitas hasil serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing, yang pada akhirnya akan meningkatan pendapatan petani,  sehingga  bisa mengurangi angka kemiskinan.

    Sementara  Kepala Dinas  Pertanian dan Peternakan  Kabupaten Kebumen Ir Puji Rahaju mengatakan Teknologi Corn Combine Harvester merupakan bantuan dari  Kementrian Pertanian melalui  Dinas  Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah.   Di Jawa Tengah, teknologi  baru tersebut  baru ada  2 buah,  yakni di Kebumen dan di  Kabupaten Sragen. Keuntungan alat tersebut selain untuk pengamanan hasil, juga lebih efisien, aman, serta bisa menekan susut hasil  (losses ) dan menginspirasi upaya percepatan tanam.

    Menurutnya,  produksi jagung tahun 2016 diperkirakan akan naik lebih tinggi seiring dengan Intensifikasi berbagai program Kementrian Pertanian. Data  Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen  menyebutkan  target untuk Kabupaten Kebumen seluas panen 5.836 ha, produksi  45.795 ton/ha dan produktivitas 78.47 kwt/ha salah satunya adalah di desa Kaleng seluas 78 ha.

    Adapun dukungan berupa bantuan sarana pasca panen yang telah diberikan, pada Tahun 2015 berupa  mini combine harvester sebanyak 20 unit, vertical dryer padi dan jagung sebanyak 4 unit, corn sheller sebanyak 4 unit, power thresser multiguna sebanyak 5 unit, dan refocusing penggilingan padi sebanyak 4 unit.

    Sedangkan pada Tahun 2016 berupa combine harvester kecil sebanyak 37 unit, combine harvester sedang sebanyak 6 unit, power thresser sebanyak 18 unit, corn sheller sebanyak 4 unit, alat angkut sebanyak 3 unit, dan corn combine harvester sebanyak 1 unit. Selain itu juga  disalurkan  bantuan benih jagung hibrida seluas 300 ha, sedangkan luas tanaman jagung yang ada di Kec. Puring seluas 500 ha.  Semuanya bersumber  dari  anggaran Tugas Pembantuan APBN  Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2016.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top