sudarno ahmad/ekspres |
Sosialisasi teknologi baru, mesin petik sekaligus perontok jagung tersebut berlangsung di Desa Kaleng, Kecamatan Puring, Sabtu ( 25/6/2016). Dalam kesempatan tersebut dilakukan panen jagung varietas BISI 18 oleh Kelompok Tani Sari Tani, Desa Kaleng kecamatan Puring.
Hadir Bupati Kebumen HM Yahya Fuad, Ketua DPRD Cipto Waluyo, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kabid Usaha Pertanian Iman Budiyono. Hadir juga Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra Tri Haryono, Staff Ahli Bupati bidang Pembangunan Siti Kharisah, dan para Kepala SKPD, Camat beserta Muspika setempat.
Hadir juga para Penyuluh dan Kepala Desa serta perwakilan kelompok tani wilayah potensi jagung. Yakni dari Kecamatan Ayah, Mirit, Ambal, Buluspesantren, Klirong, Petanahan dan Puring.
Bupati menyambut baik usaha yang telah dilakukan masyarakat Kebumen bersama Dinas Pertanian dan Peternakan Kebumen selaku pembina teknis dalam melaksanakan program ketahanan pangan melalui Upaya Khusus Padi, jagung dan kedelai (UPSUS PAJALE). Khususnya jagung, yang dipanen menggunakan sarana pasca panen berupa Corn Combine Harvester sebagai alat mesin baru bagi para petani kita. " Saya harap alat tersebut bisa dioperasionalkan secara maksimal, dirawat dan di jaga dengan baik , serta bisa bermanfaat bagi para petani " pesan Bupati.
Menurut Bupati modernisasi pertanian berupa penggunaan alat-alat mesin pertanian di era sekarang ini sudah tidak terelakan lagi. Selain bertujuan untuk melakukan efisiensi didalam pembiayaan usaha tani, juga sebagai jawaban atas kelangkaan tenaga kerja pertanian di daerah. Penggunaan alat upaya menekan susut hasil (losses), mempertahankan kualitas hasil serta meningkatkan nilai tambah dan daya saing, yang pada akhirnya akan meningkatan pendapatan petani, sehingga bisa mengurangi angka kemiskinan.
Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen Ir Puji Rahaju mengatakan Teknologi Corn Combine Harvester merupakan bantuan dari Kementrian Pertanian melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah. Di Jawa Tengah, teknologi baru tersebut baru ada 2 buah, yakni di Kebumen dan di Kabupaten Sragen. Keuntungan alat tersebut selain untuk pengamanan hasil, juga lebih efisien, aman, serta bisa menekan susut hasil (losses ) dan menginspirasi upaya percepatan tanam.
Menurutnya, produksi jagung tahun 2016 diperkirakan akan naik lebih tinggi seiring dengan Intensifikasi berbagai program Kementrian Pertanian. Data Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen menyebutkan target untuk Kabupaten Kebumen seluas panen 5.836 ha, produksi 45.795 ton/ha dan produktivitas 78.47 kwt/ha salah satunya adalah di desa Kaleng seluas 78 ha.
Adapun dukungan berupa bantuan sarana pasca panen yang telah diberikan, pada Tahun 2015 berupa mini combine harvester sebanyak 20 unit, vertical dryer padi dan jagung sebanyak 4 unit, corn sheller sebanyak 4 unit, power thresser multiguna sebanyak 5 unit, dan refocusing penggilingan padi sebanyak 4 unit.
Sedangkan pada Tahun 2016 berupa combine harvester kecil sebanyak 37 unit, combine harvester sedang sebanyak 6 unit, power thresser sebanyak 18 unit, corn sheller sebanyak 4 unit, alat angkut sebanyak 3 unit, dan corn combine harvester sebanyak 1 unit. Selain itu juga disalurkan bantuan benih jagung hibrida seluas 300 ha, sedangkan luas tanaman jagung yang ada di Kec. Puring seluas 500 ha. Semuanya bersumber dari anggaran Tugas Pembantuan APBN Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah tahun 2015-2016.(ori)